Page 179 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 179

Di daerah Sangir Talaud, terjadi pemberontakan yang dikenal
            sebagai pem berontakan rakyat Makalehi.  Mereka  berontak karena
            diancam  bahaya  mati  kelaparan  akibat  Jepang  tidak lagi  mengi-
            rimkan  bahan  makanan  padahal  Makalehi  adalah  sebuah  pulau
            yang  penduduk  seluruhnya  nelayan -Uan  tidak  ada tempat untuk
            berkebun,  Pada  tahun  1944  itu,  rakyat mengirim  utusan kepada
            Jogugu Ondong E.  Marthing tetapi ia  tidak dapat berbuat apa-apa
            untuk menolong mereka. Awal 1945, sebuah kapal Sekutu singgah
            di  pulau  itu  yang membangkitkan  kemauan  dan  keberanian  me-
            reka _  untuk  berontak,  karena  dijanjikan  senjata  untuk  itu.  262)
                 Bulan Maret  1945 mereka mengadakan rapat serta memu tus-
            kan  tidak  mau  -lagi  mengakui  pemerintahan  Jepang.  Untuk
            menyongsong datangnya Sekutu,  di  tepi pantai mereka mengibar-
            kan  bendera  Belanda  sedangkan  di  tengah pulau mereka menaik-
            kan  Bendera  Merah Putih di  tepi danau. Mereka mengangkat Sal-
            mon Labaeng untuk membentuk pasukan dan menyusun pertahan-
            an  dengan rintangan-rintangan  batang kelapa agar pasukan Jepang
            yang  mungkin  dikirjm  ke  sana  terham bat  gerakannya.  Tindakan
            Jepang  yang  pertama  ialah  menangkap  Jogugu  E.  Marthing,  di-
            hukum  pancung  kepala  atas  tuduhan  bahwa  dialah  yang  meren-
            canakan pemberontakan itu. Tanggal  12  Juni  1945, Jepangmeng-
            arahkan  pasukan  dari  Manado  untuk  menindas  pemberontakan
            di  Makalehi.  Perlawanan  tanggal  15  Juni  hanya  berlangsung  dua
            jam  lamanya dan sebagai  akibatnya,  16  Juni 1945, tiga puluh dua
            orang  pemimpin  pemberontakan  itu  dipenggal  kepalanya  di
            Ondong.  263 )
                 Wilayah  Sulawesi  Utara  dalam  masa pendudukan Jepang di-
            kuasai  oleh angkatan laut (Kaigu.n).  Namun walaupun begitu, ada
            juga  pasukan-pasukan  angkatan  darat -(Rikugu.n)  yang  ditugas-
            kan  di  wilayah  ini  tetapi  di  bawah  taktis dari Kaigun.  Menjelang
            kekalahannya,  mulai  terlihat  pasukan-pasukan  yang  ditempatkan
            di  daerah  ini,  karena  rupanya  Jepang  bermaksud  mempertahan-
            kan  daerah ini. Hal ini karena  terlihat adanya persiapan-persiapan
            perang misalnya  pembuatan lapangan terbang baru  atau memper-
            baiki yang belum selesai dikerjakan Belanda.
                 Misalnya  lapangan  terbang  Mapanget  (sekarang  dinamakan
            lapangan  terbang  Sam  Ratulangi)  pembuatan  diteruskan  oleh Je-

            262)  H.B.  Elias, op.cit, halaman 147-150.
            263)  Ibid, halaman 150.: 151
            264)  R.F.J.Palit,op.cit., halaman61, 62.


            170
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184