Page 177 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 177

r  :.-..- ~---~.   ~-··--...,.-





             clan  memenangkan  perang  dengan  Belanda,  Jepang menunjukkan
             sikap  yang  ramah  tamah  terhadap  rakyat,  untuk  memberikan
             kesan bahwa mereka datang sebagai pembebas. Mereka mendobrak
             toko-toko  lalu  menyuruh  rakyat  mengambil  apa  yang  dibutuh-
             kan.   258 > Mereka  katakan  bahwa  Jepang  dan  Indonesia  adalah
             beiketurunan sama dan  karena itu rakyat Indonesia harus berdam-
             pingan  dengan  Jepang  memenangkan  perang  melawan  kaum
             penjajah.  Bendera  Merah  Putih  pada  mulanya  diperkenankan
             imtuk dikibarkan oleh rakyat.
                  Tetapi  lama-kelamaan  sikap  mereka  berubah.  Orang-orang
             yang pemah diperkenankan mengambil isi toko-toko mulai dicari-
             cari untuk dihukum. Bendera Merah Pu tih dilarang dikibarkan dan
             sebagai  gantinya  haius  mengibarkan  bendera  Hinomaru.  Rakyat
             dikerahkan  mengerjakan  kebun-kebun  tapi  hasilnya  harus  dise-
             rahkan  kepada  Jepang. Gereja-gereja diambil  alih dan ditutup ka-
             rena  dianggap  sebagai  harta-benda  musuh,  walaupun  kemudian
             diizinkan buka dengan syarat tidak boleh digunakan untuk tujuan-
             tujuan politik.
                  Dan  untuk  mendukung  tujuan-tujuan  perangnya,  rakyat
             dikerahkan  membantu  melalui  pembentukan  barisan-barisa.Il  ke-
             amanan. Pemuda ditampung dalam Bogodang dan kemudian nama-
             nya  diubah  menjadi  Keibodan.  Tugas-tugas  keamanan  lainnya
             diserahkan kepada Seinendan  yang terdiri  dari para pemuda desa.
             Para  pemudinya  ditampung  dalam  Fujinkai.  Jepang  membentuk
             pula Heiho yaitu prajurit pembantu dan ada yang dikirimkan sam-
                                    25
             pai ke Sulawesi Selatan.  9)
                  Semua  sekolah,  baik  sekolah  gubernemen  maupun  sekolah-
             sekolah yang diusahakan swasta diam bil alih dan dijadikan sekolah
             pemerintah  dengan  mata  pelajaran  wajib  yaitu  bahasa  Jepang.
             Dididik  pula  pemuda-pemuda  dalam  bidang  pertanian di sekolah
             yang disebut Nomindoyo  Gakko.  Selain itu Jepangjuga membuka
             Cu Gakko (setingkat MULO Belanda), Syi Sang Gakko (sekolah gu-
             ru), Suisan  Gakko  (sekolah perikanan), Meisen  Unkookai sekolah
             pelayaran)  dan sebagainya sebagai  tempat mendidik para pemuda
             di sini.  260 )
                  Di pihak lainnya Jepang mewajibkan setiap desa.membentuk

             258)  R.F.J. Palit, op.  cit, ha1. 35.
             259)  Ibid, halaman 64. Wawancara dengan A. W.  Kum 14·10-1978.
             260)  S.U. Marunduh, op.cit,  halaman 73-74.

             168
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182