Page 178 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 178
· ~lompok-kelompok pekerja seperti ~umusha yang di Minahasa
disebut kelompok giliran di setiap desa tetapi tidak dikirimkan
bekerja di luar Manado Syu. Kelompok-kelompok ini dikerahkan
untuk mengerjakan jalan-jalan, lapangan terbang, dan kubu-kubu
pertahanan termasuk lubang-lubang tempat menyimpan perbeka-
lan amunisi maupun makanan. Dengan kata lain, rakyat harus
memeras tenaga habis-habisan bagi kepentingan Jepang, tanpa
imbalan sebagaimana mestinya dalam hal kebutuhan makanan
sebagai kebutuhan pokok bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya.
Banyak yang harus mengorbankan jiwa-raganya karena dipaksa
mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat tanpa jaminan secukup-
nya, dan banyak pula yang harus mengorbankan jiwa-raganya
karena mem bangkang perintah yang tidak sanggup lagi dijalankan-
nya.
5. Sikap Bangsa Indonesia Terhadap Jepang
Yang paling berat dirasakan serta paling menyakitkan hati
rakyat ialah berlakunya pembatasan-pembatasan bagi rakyat un-
tuk menikmati hasil jerih-payahnya sendiri dalam mengolah
kebun-kebun, karena hasilnya harus diserahkan seluruhnya untuk
kepentingan ekonomi Jepang. Rakyat hanya boleh memakan ubi,
pisang, dan sebagainya tapi tidak boleh makan nasi, karena beras
harus diserahkan kepada Jepang. Untuk menjaga agar rakyat men-
taati peraturan itu .. maka di Bolaang Mongondow misalnya, se-
mua lesung tempat menumbuk padi didaftarkan dan lubangnya
disegel dengan cap dari Nantaku. Bagi yang kedapatan menumbuk
padi segera diberikan hukuman yang berat yaitu dipukul babak-
beluk kadang-kadang sampai pingsan. 261 )
· Tindakan Jepang itu ·menimbulkan penderitaan bagi rakyat
maka mulailah timbul reaksi-reaksi yang tidak mereka harapkan.
Misalnya di daerah Gorontalo yaitu di Lomboto, Jepang melarang
rakyat mengeluarkan padi atau beras dari desa yang satu ke desa
lain. Tahun 1943, ada lima orang yang kedapatan polisi membawa
beras. Mereka diperlakukan kasar sekali, dianiaya dan berasnya
dirampas. Kelima orang itu serentak mencabut kerisnya lalu meni-
kam tiga orang polisi Jepang yang menghadang mereka, seorang
di antaranya tewas dan dua orang lainnya luka-luka. Jepang sege-
ra menangkao kelima orang itu dan kepalanya dipancung.
261) Wawancara dengan Sarnin lmban, 25-9~1978
169