Page 5 - BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PELAJAR_TUGAS SITI NAZWA RAMADHANI FANTISA
P. 5
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (selanjutnya disebut UU Perlindungan
Anak) merupakan umbrella’s law yang secara sui generis mengatur hak-hak anak.1 Pasal 1
butir 1 UU Perlindungan Anak memberikan definisi anak adalah seseorang yang belum berusia
18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Menurut Pasal 1 butir 2 UU
Perlindungan Anak, perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
dari kekerasan dan diskriminasi.
Penyelenggaraan perlindungan anak harus mampu menjamin terwujudnya
penyelenggaraan hak-hak anak sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 4 sampai dengan
Pasal 18 UU Perlindungan Anak. Salah satu hak anak tersebut yaitu hak atas pendidikan dalam
rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakat.
Manusia dalam proses hidup dan kehidupannya akan senantiasa membutuhkan
pendidikan. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain itu,
pendidikan juga memiliki peranan dalam mempersiapkan generasi muda guna memberikan
kontribusi terbaik bagi bangsanya
Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting
dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan peserta didik melalui proses belajar
mengajar. Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (selanjutnya disebut UU Sisdiknas) menyebutkan bahwa anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu disebut peserta didik. Setiap anak yang mengenyam
pendidikan ini lazim disebut “pelajar”. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sekolah juga telah dijadikan sebagai hak-hak
yang harus didapatkan oleh setiap anak, tergantung pada usia dan jenjang yang ada.
Dalam hal pemenuhan hak anak memperoleh pendidikan dan pengajaran tidak terlepas
dari peran guru dan sekolah. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Peran guru sebagai pendidik merupakan peran-peran yang berkaitan dengan tugas-
tugas memberi bantuan dan dorongan, tugas-tugas pengawasan dan pembinaan serta tugas-
tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-
aturan sekolah dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung
jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak
tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada. Dalam hal mendidik, guru memiliki
kebebasan memberikan sanksi kepada peserta didiknya yang melanggar norma agama, norma
kesusilaan, norma kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan oleh
guru, peraturan tingkat satuan pendidikan, dan peraturan perundang-undangan dalam proses
pembelajaran yang berada di bawah kewenangannya. Sanksi tersebut dapat berupa teguran