Page 82 - Buku Ajar Basa Jawa
P. 82

Hal yang sama, tembung lingga yang awalannya huruf “b”
                 lalu mendapat sisipan –um-, huruf “b” berubah menjadi
                 “g”. Perhatikan contoh berikut:

                   Pinter  +  -um-     puminter    kuminter   keminter
                  Bagus   +   -um-     Bumagus     gumagus    gemagus

              b.  Seselan –er-
                       Jumlah kata yang mendapat  seselen –er- tersebut
                 terbatas. Terkadang  seselan –er- berubah menjadi  –r-.
                 Perhatikan contoh berikut.

                   Kelap    +   -er-         kerelap          Krelap
                  gandhul +     -er-        gerandhul        grandhul

                       Tembung lingga (kata dasar) yang memperoleh
                 seselan –er- memiliki arti ‘sekali’ atau ‘mbangetake’. Contoh
                 kata, ‘kelap’ menjadi ‘krelap’ yang berarti ‘kelap banget’.
                 Demikian halnya, kata ‘gandhul’ menjadi ‘grandhul’  yang
                 berarti ‘gandhul banget’.

           5.  Panambang / akhiran / sufiks
                    Panambang atau akhiran atau sufiks yaitu imbuhan
              yang terletak pada akhir kata (sasangka, 2008:64). Penulisan
              disambung di belakang kata atau sebelah kanan kata dasar
              (tembung lingga) dan tidak bisa dipisahkan. Penulisan yang

              ada pada masyarakat atau para pelajar mayoritas dipisah        Buku ini tidak diperjualbelikan.
              dengan kata dasarnya. Hal tersebut, tidak dibenarkan. Jumlah
              panambang dalam materi ini ada empat, yaitu –i, -a, -e, dan
              –ake. Keempat  panambang  tersebut, dipaparkan sebagai
              berikut.



                                              Belajar Bahasa Daerah | 75
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87