Page 97 - Buku Ajar Basa Jawa
P. 97

j.  Tembung Panyeru
                       Tembung panyeru (kata seru) yaitu kata yang
                 digunakan untuk menggambarkan isi hati.  Tembung
                 panyeru seperti kata ‘hore’, ‘wah’, ‘lho’,  dan sebagainya.

                 Perhatikan contoh berikut.
                 *Hore, aku oleh jajan saka bapak.
                 *Wah, yen ngene terus aku bakal rugi.


           RINGKASAN
                 Widya tembung  adalah ilmu yang mempelajari tentang
           tembung  (kata).  Tembung (kata) yaitu rangkaian suara yang
           keluar dari mulur tanpa memiliki arti, bukan dinamakan kata.
           Dalam buku ini, tembung dibagi menjadi dua pokok bahasan,

           berdasarkan bentuk dan jenisnya. Berdasarkan bentuk, tembung
           terbagi menjadi dua yaitu tembung lingga (dasar) dan andhahan
           (jadian).  Tembung andhahan  (kata jadian) terbentuk dari
           proses imbuhan. Imbuhan tersebut, ada yang berupa  ater-ater
           (awalan), seselan (sisipan), panambang (akhiran) dan gabungan.
                                                                             Buku ini tidak diperjualbelikan.
           Berdasarkan jenisnya,  tembung  terbagi menjadi sepuluh,
           yaitu tembung aran (benda), kriya (kerja), panyilah (sandang),
           kahanan (sifat), ancer-ancer (depan), sesulih (ganti), katrangan
           (katerangan), wilangan (bilangan), panyambung (sambung), dan
           panyeru (seru).












           90 | Rian Damariswara
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102