Page 63 - eBook Manajemen Pengantar_Neat
P. 63

bisnis sangat erat terkait dengan budaya dan filsafat hidup negara atau
           masyarakat masing-masing. Dengan latar belakang nilai budaya yang
           berbeda, akan menimbulkan konsekuensi adanya nilai moral yang berbeda
           pula. Inilah yang disebut relativisme moral atau kultural dimana tidak ada
           tolok ukur moral yang bersifat absolut dan universal  bagi semua orang di
           mana saja dan kapan  saja. Baik  atau buruk,  benar  atau salah suatu
           tinadakan termasuk tindakan bisnis akan sangat tergantung pada keyakinan
           rasional pribadi dan sistem budaya dimana pribadi tersebut berada.

           Relativisme Naif

                Kemungkinan paling luas bentuk relativisme adalah relativisme naif,
           yaitu bahwa setiap orang mempunyai standar sendiri bagi setiap tindakan
           yang diputuskan. Penganut relativisme naif ini yakin bahwa karena
           keputusan etika adalah pribadi, penting, dan kompleks, maka yang relevan
           hanyalah opini orang yang membuat keputusan.
                Toleransi kepada orang lain adalah perlu dan baik, namun relativisme
           naif memberikan toleransi terlalu jauh. Orang sering tidak setuju mengenai
           pertanyaan-pertanyaan moral, tetapi tidak berarti mereka menyimpulkan
           bahwa tidak ada alasan untuk sesuatu yang dilakukan.

           Relativisme Kultural

                Bentuk  kedua  relativisme  moral  adalah  relativisme  kultural.
           Relativisme kultural menganggap bahwa moralitas relatif bagi kultur
           tertentu, masyarakat tertentu, atau komunitas tertentu. Tidak ada standar
           yang dapat membantu menilai moralitas pada kultur tertentu, dan yang
           dapat diharapkan adalah memahami kode moral dan kebiasaan yang ada
           dalam suatu masyarakat tertentu. Relativisme kultural menekankan pada
           upaya-upaya untuk memahami moral atau kultur masyarakat tertentu tanpa
           harus menilai moral atau kultur tersebut dari perspektif sebagai “orang
           luar” dari masyarakat tersebut.
                Implikasi relativisme kultural bagi bisnis sangat luas karena semakin
           banyak perusahaan beroperasi dalam pasar global. Manajer yang harus
           melakukan bisnis di Jepang, Korea, Saudi Arabia, Perancis, Mexico,
           China, dan Brazil mengalami perbedaan norma kultural, dari table manner
           sampai  dengan  agama dan  prinsip  moral. Sebagai  contoh,  pebisnis
           seharusnya mengetahui bagaimana bisnis di Saudi Arabia, karena 1)
           masyarakatnya kebanyakan Islam, yang bersembahyang lima waktu sehari;
           menutup bisnis selama musim haji dan selama bulan Ramadhan; mempunyai
           peraturan pemerintah yang ketat mengenai alkohol dan obat-obatan,




             52                                            Manajemen Pengantar
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68