Page 439 - MODUL BIOMEDIK III
P. 439
Efek timbal balik itu terjadi dengan dua cara, yaitu:
1. Ketika kadar testosteron meningkat, ia langsung mempengaruhi
hipotalamus untuk menghambat atau menruunkan pelepasan hormon
GnRH. Dengan menghambat sekresi GnRH, testosteron membantu
mengurangi stimulus untuk produksi hormon LH dan FSH lebih lanjut
sehingga terjadi feedback hormonal. Penurunan kadar LH ini
menyebabkan turunnya sekresi testosteron oleh testis. Jadi, apabila
testosteron disekresi terlalu banyak, melalui hipotalamus dan kelenjar
hipofisis mekanisme feedback negatif otomatis akan mengurangi sekresi
testosteron kembali ke kadar normalnya. Sebaliknya, testosteron yang
sedikit akan menyebabkan hipotalamus menyekresikan GnRH lebih
banyak disertai dengan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh hipofisi
anterior dan peningkatan sekresi testosteron testikular.
2. Selain mempengaruhi hipotalamus, testosteron juga dapat bekerja
langsung pada hipofisis anterior untuk mengurangi sekresi hormon LH. LH
berfungsi menstimulus testis untuk menghasilkan testosteron, sehingga
saat hormon testosteron sudah cukup tinggi, ia menghambat LH agar
produksinya tidak berlebihan. Dengan mengurangi sekresi LH, testosteron
secara tidak langsung mengatur dirinya sendiri melalui mekanisme yang
serupa.
Regulasi Spermatogenesis oleh FSH dan Testosteron
FSH mengendalikan spermatogenesis dengan cara berikatan terhadap
reseptor FSH yang ada pada sel-sel Sertoli di dalam tubulus seminiferus.
Pengikatan ini mengakibatkan sel-sel tumbuh dan menyekresikan berbagai
unsur spermatogenik. Secara bersamaan, testosteron yang berdifusi masuk
ke dalam tubulus seminiferus dari sel-sel Leydig juga berperan dalam
meningkatkan aktivitas spermatogenesis.
Ketiga tubulus seminiferus gagal menghasilkan sperma, terjadi
peningkatan sekresi hormon FSH oleh kelenjar hipofisis. Begitu juga
428