Page 63 - agrovaria-Edisi-No-98-web
P. 63

| KONSERVASI |




            menjadi hutan. Habitat pohon sawit (Elaeis guineensis) pada lokasi pengambilan data merupakan sawit umur
            tanam 1-11 tahun dengan ketinggian antara 0,6-5,23 meter. Disetiap pinggir blok tanaman sawit diterdapat parit
            buatan tempat menampung air untuk persediaan bagi pertumbuhan sawit. Tumbuhan lain yang ada di habitat
            sawit yaitu tanaman penutup tanah yang didominasi oleh jenis paku-pakuan.
            Berbagai macam satwa liar juga masih mudah dijumpai di ekosistem ini. Berdasarkan hasil pemantauan,
            teridentifikasi 10 jenis mamalia, 84 jenis burung, 6 jenis amfibi dan 18 jenis reptil yang secara rinci disajikan pada
            tabel berikut:
















            Beberapa predator alami dapat dijumpai di ekosistem rawa lebak ini. Setiap predator memiliki relung atau cara
            memangsa yang berbeda-beda baik dari segi waktu ataupun cara memangsanya. Satwaliar yang tergolong
            predator hama pada ekosistem rawa lebak secara tidak langsung menjadi agen hayati dalam pengendalian
            hama di perkebunan kelapa sawit seperti tikus belukar (Rattus tiomanicus), tikus sawah (Rattus argentiventer) dan
            serangga hama lainnya.
            Dari taksa mamalia, dapat dijumpai diantaranya kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis), musang kepala putih
            (Mustela nudipes), berang-berang wregul (Lutrogale perspicillata). Dua diantaranya yaitu kucing kuwuk dan
            musang kepala putih merupakan predator potensial di perkebunan kelapa sawit untuk mengendalikan hama tikus.
            Kucing kuwuk dapat bergerak di malam hari (nocturnal) sedangkan musang kepala putih bergerak aktif mencari
            mangsa di siang hari (diurnal). Berang-berang identik menjadi bioindicator di suatu ekosistem. Kehadirannya bisa
            menjadi penanda bahwa ekosistem perairan yang ada disekitar areal tersebut masih baik kualitasnya.
            Dari taksa burung, pada ekosistem rawa lebak di PT SAM dapat dijumpai beberapa spesies burung elang dan
            burung hantu. Keduanya memiliki peran yang sama pada masa aktif yang berbeda. Jenis-jenis burung Elang
            aktif secara diurnal untuk mencari mangsa sambil melakukan soaring di areal yang terbuka. Burung hantu
            memiliki keunikan aktif secara nocturnal dan memangsa hama tikus dengan cara terbang senyap dan menyergap
            mangsanya secara cepat. Sebagai satwa teratas pada rantai makanan di ekosistem rawa lebak, kedua spesies
            burung tersebut salah satunya membutuhkan tenggeran buatan (artificial perches). Pembuatan artificial perches
            dibutuhkan untuk dibuat di beberapa titik di ekosistem rawa lebak sebagai lokasi untuk memberi alternatif burung
            predator bertengger selama mencari mangsa, terutama spesies elang yang aktif siang hari.
            Sedangkan dari taksa reptil, spesies seperti ular sanca batik (Malayopython reticulatus), dan biawak (Varanus
            salvator) dapat juga menjadi predator. Biawak mungkin sudah dianggap familier oleh banyak masyarakat yang
            hidup di perkebunan kelapa sawit. Namun, masyarakat biasanya masih belum familier dengan keberadaan
            spesies ular disekitar mereka,
            terutama spesies ular berbisa.
            Pemberian pengetahuan dan
            informasi mengenai perilaku dan
            habitat ular sangat perlu untuk
            dilakukan kepada masyarakat
            sekitar agar ular tetap dapat
            memberikan manfaatnya sebagai
            pengendali hama dan masyarakat
            pun aman serta selamat selama
            bekerja di lapangan.
            Selain perbedaan waktu aktif,
            para predator juga memiliki cara
            memangsa yang berbeda. Di areal
            perkebunan sawit, kami mencoba
            membagi strata lokasi para spesies   Merbah Cerukcuk.
            pemangsa mencari makan dari


                                                                                   AGROVARIA  -  Edisi No. 98 Tahun 2020  63
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68