Page 520 - Gabungan
P. 520

Bab 13 Jebakan






                Bai  Bowen  duduk  di  kantor  pribadinya  di  "Bank  Pembangunan


            Nanyang",  sibuk  menghitung  sesuatu.  Belakangan  ini,  ia  telah


            memikirkan  berulang  kali  tentang  "Gedung  Bai"  dan  "Perusahaan


            Pengembangan  Bai".  Setelah  dihitung-hitung,  ia  tidak  merasa


            dirugikan, barulah hatinya merasa tenang.


            Bai  Bowen  bergerak  di  bisnis  keuangan,  setiap  hari  berurusan


            dengan satu hal: uang. Uang—dalam aksara tradisional, terdiri dari


            dua "tombak" yang berebut "emas". Makna yang terkandung dalam


            penciptaan karakter ini begitu jelas. Begitu tombak diangkat, pasti ada


            yang terluka. Biasanya, Bai Bowen sering mendengar cerita tentang


            "dosa  uang".  Ia  menyaksikan  sendiri  banyak  perselisihan  karena

            uang:  pertengkaran  antara  ayah  dan  anak,  suami-istri  yang


            bermusuhan, perseteruan antar-saudara, hingga persahabatan yang


            berubah menjadi permusuhan. Ia juga melihat dan mendengar contoh


            orang yang hancur atau bunuh diri karena tak punya uang. Tak perlu


            melihat jauh, ambil contoh "tokoh terkenal" di Kota Naga, "Raja Judi"


            Hendra Tang. Ketika ia kaya, orang-orang memujanya seperti dewa,


            rumahnya  ramai  dikunjungi,  bahkan  ada  yang  merasa  terhormat


            hanya karena bisa berjabat tangan dengannya. Di banyak acara, jika


            Hendra Tang tidak hadir, orang merasa ada yang kurang. Apa pun

                                                           520
   515   516   517   518   519   520   521   522   523   524   525