Page 614 - Gabungan
P. 614
‘Tua Bai, mau cari hotel dulu atau ke rumahku?’ Saat aku dan Lani
bertemu, Lani malah kira putranya menemukan ayahnya: ‘Nak! Di
mana kau temukan ayahmu, tak kau beri tahu...’ Barulah Su Wenbin
seperti tersadar dari mimpi, memanggil ‘Ayah!’ berkali-kali!"
Semua tertawa terbahak-bahak.
"Nak! Dua puluh tahun tak ada ayah untuk dipanggil, sekarang ada
lah!" Bai Datou menggoda Su Wenbin.
"Ayah!" Su Wenbin memanggil penuh kehangatan.
Hadirin bertepuk tangan riuh.
"Kini, putra bungsuku, secara resmi kuberi nama di depan umum:
Bai Wenjie! Harapanku kau berprestasi luar biasa dalam segala hal!"
"Terima kasih, Ayah! Akan kuingat pesan dan semangat Ayah,
belajarlah pada kakak-kakak!" jawab Bai Wenjie.
Tepuk tangan kembali bergemuruh.
"Anakku, di dokumenmu masih tercatat Su Wenbin—nama sah
secara hukum. Tak apa, kau punya dua nama. Panggil yang mana
saja boleh. Hukum itu unik. Contohnya Lani: jelas penduduk asli sini,
seharusnya berkewarganegaraan sini. Tapi saat ke Nanyang nanti,
dia harus datang sebagai keluarga insinyur asing," jelas Bai Datou.
"Ayah, itu mudah. Cukup Ayah dan Bibi Lani buat akta nikah, maka
dia jadi tuan rumah dan dapat kewarganegaraan Nanyang. Hanya
adik Wenjie, karena sudah di atas 17 tahun dewasa, tak bisa ikut
614

