Page 10 - Tugas Filsafat Manusia
P. 10
kenyataan dari diri manusia adalah rasio itu sendiri. Kaum rasionalisme
menganggap bahwa segala kenyataan dari manusia dan kehidupan dapat
dipecahkan oleh rasio manusia. Rasio atau akal manusia menentukan
bagaimana perkembangan berpikir manusia (intelektual) yang dapat
termanifestasi dari kerja akal budi manusia. Aguste Comte dalam
pemikirannya menjelaskan tentang perkembangan akal budi manusia dalam
tiga tahap yaitu tahap teologis, tahap metafisis dan tahap positif. Tahap
teologis adalah tahap awal dari perkembangan akal manusia.
Tahap ini manusia berusaha menerangkan segenap fakta dan
kejadian yang ada di alam semesta. Tahap metafisis adalah pada tahap ini
manusia melakukan perombakan atas cara berpikir lama yang dianggapnya
tidak bisa lagi memenuhi keinginan manusia untuk menemukan jawaban
memeuaskan tentang kejadian alam semesta. Pada tahap ini semua peristiwa
dihubungkan dengan kekuatan yang bersifat supranatural atau rohani. Pada
dasarnya hampir sama dengan teologis berusaha mencari sebab pertama dan
tujuan akhir kehidupan. Tahap Positif adalah tahap dimana gejala atau
kejadian alam tidak dijelaskan secara apriori melainkan berdasarkan
observasi, eksperimen dan komparatif secara ketat dan teliti. Segala
peristiwa hendaknya dipikirkan secara rasional dan terbebas dari pemikiran
diluar akal seperti metafisis, supranatural dan teologis.
E. Manusia dalam Pandangan Fenomenologi
Gejala-gejala, hal yang muncul dari sesuatu hal. Dikaitkan dengan
ilmu, maka fenomenologi membahas tentang gejala-gejala yang muncul
dari adanya ilmu. Dikaitkan dengan filsafat, maka fenomenologi digunakan
untuk melihat gejala-gejala yang muncul. Dari ilmu khusus terkait dengan
hakikat dan makna. Membagun filsafat sebagai “ilmu” yang sistematis dan
ketat (rigorous). Filsafat dapat menjadi sistem pengetahuan yang kokoh agar
dapat menjadi landasan pengetahuan yang datang kemudian. Filsafat
memiliki metode yang dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan filsafati.
Urgensi ilmu regorous adalah filsafat dapat menanggulangi krisis ilmu di
eropa pada saat itu. Adanya krisis internal ilmu khusus, ketidakmampuan
8

