Page 41 - Buku Indana.cdr
P. 41
RANGKUMAN
Terdapat 4 konsep yang harus dipahami untuk memahami konsep pengurangan risiko bencana
yaitu, bahaya (hazard), kerentanan (vulnerability), kemampuan (capacity), dan risiko (risk).
Upaya untuk mengurangi risiko bencana dengan cara memperkecil kerentanan dan meningkat-
kan kapasitas.
Landasan hukum yang mengatur upaya penanggulangan bencana di Indonesia dituangkan dalam
Undang-undang No 24 Tahun 2007.
Paradigma penanggulangan bencana di Indonesia yang sebelumnya fokus pada respon berubah
menjadi pengurangan risiko (pra bencana).
Bencana banjir merupakan jenis bencana yang paling dominan terjadi di dunia. Bencana banjir
dapat diakibatkan karena faktor alam seperti intensitas hujan yang tinggi dan pasang surut air
laut. Banjir juga diakibatkan karena faktor manusia yang meningkatkan potensi banjir, seperti
deforestasi, pengelolaan sampah dan DAS yang buruk, serta alih fungsi lahan yang terjadi besar
-besaran
Perubahan iklim memberikan pengaruh besar terhadap meningkatnya kejadian banjir. Perubahan
iklim mempengaruhi kenaikan muka air laut yang menyebabkan terjadinya banjir rob.
Dampak yang ditimbulkan oleh bencana banjir sangat merugikan penghidupan dan kehidupan
manusia.
Indonesia merupakan negara rawan banjir. Hampir seluruh provinsi di Indonesia rentan terjadi
banjir yang merugikan. dan 5 propinsi yang menjadi langganan banjir tertinggi adalah Jawa
Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, dan Sumatera Selatan
Indonesia beriklim tropis yang mendapat curah hujan tinggi. Terdapat 5.590 DAS dan 108 DAS
yang kondisinya kritis. Hal ini yang mengakibatkan Indonesia rawan banjir.
Di Indonesia hampir semua kota-kota besar terletak di dataran dekat pesisir yang terancam banjir
rob.
Hampir seluruh wilayah di pulau Jawa rentan banjir. Tingginya jumlah penduduk di pulau jawa
akibat urbanisasi mengakibatkan pulau Jawa menjadi wilayah paling rentan bencana di Indonesia.
Semakin tinggi jumlah penduduk di suatu wilayah, maka kerentanan akan bencana semakin
tinggi, karena akan semakin banyak jiwa yang terdampak.
Upaya mengurangi risiko banjir dapat dilakukan dengan pembuatan Lubang Resapan Biopori,
melestarikan kearifan lokal, dan pemanfaatan teknologi.
LRB merupakan teknologi yang dibuat untuk meningkatkan daya serap air hujan ke dalam tanah.
Kearifan lokal masayrakat membantu persebaran pengetahuan mitigasi bencana dikarena sifatnya
yang turun temurun sehingga dipegang teguh oleh menyarakat yang meyakini. Kearifan lokal dapat
berupa bangunan fisik, adat istiadat, dan nilai-nilai yang berperan penting dalam mengurangi risiko
bencana.
Pemanfaatan teknologi dapat digunakan untuk mengurangi dampak banjir, seperti perkembangan
pada Flood Early Warning System dan Sistem Informasi Geografi (SIG)
32