Page 36 - Buku Indana.cdr
P. 36

B.           KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BANJIR




                          Kearifan  lokal  merupakan  hasil  dari  berbagai  pengalaman  yang  sifatnya  turun-
            temurun dari nenek moyang atau orang-orang terdahulu yang telah mengalami kejadian
            bencana.  Kearifan  lokal  yang  diwujudkan  dalam  bentuk  perilaku  adaptasi  berperan
            penting dalam mengurangi risiko bencana. Hal ini berdampak positif bagi masyarakat
            dalam menghadapi dan menyikapi bencana yang akan datang. Para praktisi dan ilmuwan
            bencana semakin menyadari bahwa pengetahuan adat atau kearifan lokal berkontribusi
            besar  dalam  menyelamatkan  diri  dari  bencana.  Kearifan  lokal  yang  diajarkan  nenek
            moyang dan telah menjadi adat istiadat dapat membantu pengambilan keputusan yang
            tepat ketika terjadi bencana.

                   Indonesia memiliki berbagai bentuk kearifan lokal yang masih dipegang teguh oleh
            masyarakat atau suku tertentu hingga saat ini. Kearifan lokal tersebut dapat dilihat dari
            bentuk rumah, struktur bangunan, aktifitas masyarakat,  atau nilai-nilai dan kepercayaan.
            Nilai-nilai ini terbukti dapat menolong masyarakat dalam menghadapi bahaya bencana
            alam,  oleh  karena  itu  sebagai  generasi  penerus  sudah  seharusnya  untuk  menjaga  dan
            melestarikan  kearifan  lokal  yang  ada  sehingga  dapat  menghadapi  bencana  yang  akan
            datang. Berikut contoh-contoh kearifan lokal masyarakat atau suku di Indonesia dalam
            menghadapi bencana banjir.




         KEARIFAN LOKAL DALAM BENTUK PEMBANGUNAN FISIK























           Masjid Jami' Atul Khair, Mempawah Timur. Dirancang  Arsitektur  teknik  rumah  panggung  kecamatan  Sungai  Kunyit,
           dengan pondasi Kolong sebagai bentuk adaptasi banjir.     Mempawah. Bangunan dibuat tinggi sebagai bentuk adaptasi banjir
           Sumber: Seminar Nasional, Univ. Majalengka     Sumber: Seminar Nasional, Univ. Majalengka















                                                                                                             27
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41