Page 184 - 37 Masalah Populer
P. 184

MASALAH KE-28: MENGUSAP WAJAH SETELAH BERDOA.

               Pendapat Imam ash-Shan’ani.


                امهب حسمي ىتح امهدري مل ءاعدلا يف هيدي دم اذإ ملسو هيلع الله ىلص الله لوسر ناك" :لاق هنع الله يضر رمع نعو
                هيفو نسح ثيدح هنأب ي ضقي اهعومجمو هريغو دواد يبأ دنع سابع نبا ثيدح اهنم دهاوش هلو يذمرتلا هجرخأ "ههجو
                نأكف ارعص امهدري لا ناك امل ىلاعت هنأ ةبسانملا نأكو ليق ءاعدلا نم غارعلا دعب نيديلاب هجولا حسم ةيعورشم ىلع ليلد
                                           ميركتلاب اهقحأو ءاضعلأا فرشأ وه يذلا هجولا ىلع كلذ ةضافإ بسانف امهتباصأ ةمحرلا
               Dari  Umar  ra.,  ia  berkata,  “Apabila  Rasulullah  Saw  menengadahkan  kedua  tangannya  ketika
               berdoa,  beliau  tidak  menurunkannya  hingga  mengusapkan  kedua  tangannya  ke  wajahnya”.
               Hadits  ini  diriwayatkan  oleh  Imam  at-Tirmidzi,  ada  beberapa  hadits  lain  yang  semakna
               dengannya  (Syawahid),  diantaranya  adalah  hadits  yang  diriwayatkan  oleh  Ibnu  Abbas  dalam
               Sunan  Abi  Daud  dan  hadits  lainnya,  yang  secara  keseluruhannya  menyebabkan  hadits  ini
               menjadi hadits hasan. Di dalamnya dalil disyariatkannya mengusap wajah dengan kedua tangan
               setelah  berdoa.  Ada  pendapat  yang  mengatakan,  seakan-akan  kesesuaian  (antara  berdoa  dan
               mengusap  wajah),  bahwa  ketika  Allah  Swt  tidak  membiarkan  kedua  tangan  yang  berdoa  itu
               dalam  keadaan  kosong  dan  hampa,  seakan-akan  rahmat  mengenainya,  maka  sesuai  jika
               diusapkan  ke  wajah  yang  merupakan  anggota  tubuh  yang  paling  mulia  dan  paling  berhak
               memperoleh kemuliaan   252 .



               Pendapat Syekh Ibnu ‘Utsaimin.

                        .    حسم   نمم   ةنسلا   ىلإ   برقأ   وهو   ،هيلع   ركني    لا    حسمي    مل    نمو   ،هيلع   ركني    لا    حسم   نم   نأ  : ةلأسملا   يف   ىرأ   يذلاو
               Menurut pendapat saya dalam masalah ini, siapa yang mengusap (wajah setelah berdoa), ia tidak
               diingkari. Siapa yang tidak mengusap juga tidak diingkari, ia lebih mendekati Sunnah daripada
               yang mengusap  253 .


















                          Imam ash-Shan’ani, Subul as-Salam Syarh Bulugh al-Maram, juz.IV (Maktabah Mushthafa al-Bab al-
                       252
               Halaby, 1379H), hal. 219.
                          Syekh Ibn ‘Utsaimin, Liqa’ al-Bab al-Maftuh, juz.XXVII, hal.197.
                       253
                                                             184
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189