Page 218 - 37 Masalah Populer
P. 218

Adapun kita jadikan Salaf pada kelompok tertentu dengan mengatakan, “Mereka adalah orang-
               orang  Salafi dan mereka adalah orang-orang rasionalis”. Itu keliru. Perlu diketahui bahwa ada
               diantara ulama yang lebih mengedepankan aspek akal dan ada pula yang lebih mengedepankan
               aspek syar’i. Oleh sebab itu Anda temukan di dalam kitab-kitab perbedaan fiqh. Apabila mereka
               ingin bicara tentang mazhab Hanafi,  mereka sebut orang-orang Mazhab Hanafi itu adalah ahli
               ra’yi (pendapat), karena diantara diantara para ahli Fiqh itu ada yang ahli dalil da nada pula ahli
               ra’yi (pendapat).

               Ambillah  kaedah  ini, “Salafi  adalah  orang  yang  berpegang  pada  mazhab  Salaf,  bukan  khusus
               untuk kelompok tertentu”. Kita tidak boleh mengelompokkan orang, lalu mengatakan, “Mereka
               Salafi dan mereka orang-orang Rasionalis”, atau kalimat seperti itu.

                       Saya  katakakan,  “Salafi  adalah  orang  yang  berpegang  kepada  mazhab  Salaf  dalam
               aqidah, ucapan dan perbuatan, di setiap tempat. Tidak benar jika kita membagi kaum muslimin
               dengan  mengatakan,  “Ini  orang  rasionalis”,  dan,  “Ini  Salafi”,  atau  seperti  itu.  Akan  tetapi
               semuanya  wajib  Salafi,  bukan  masalah  kelompok,  akan  tetapi  masalah  kebenaran.  Allah  Swt
               berfirman, “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan
               muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada
               mereka dan merekapun ridha kepada Allah”. (Qs. At-Taubah [9]: 100)  302 .




               Pendapat-Pendapat Kontra:

                                                                                          303
               Pendapat Syekh Ahmad bin Muhammad ash-Shawi al-Maliki (w.1241H) :
                                                                                                            َ َ
                                                                                        َ َ
                                                ْ
                                                                                 َ
                 اَمب ميِلَع  َّ اللّ َّنِإ ٍتا َ رَسَح  ْ مهْيَلَع َكُسْعَن ْ بَهذَت لاف   َ َ    ُءاَشَي  ْ ن َ م يِدْهَي َ و ُءاَشَي  ْ ن َ م ُْل ِ ضُي  َّ اللّ َّنِإف اًنَسَح ُهآ َ رف ِهِل َ مَع ُءوُس ُهَل َن ي ُز  ْ ن َ مفأ
                                                                             َ
                        َ
                  ِ ٌ
                                                                                                       ِ
                                    ِ
                 وه امك مهلاومأو نيملسملا ءامد كلذب نولحتسيو ةنسلاو باتكلا ليوأت نوفرحي نيذلا  راوخلا يف تلزن ةيلاا هذه    نوُعَنْصَي
                                                                                                       َ  .
                          نوبذاكلا مه مهنإ لاأ ءيش ىلع مهنأ ن وبسحي ةيباهولا مهل لاقي زاجحلا ضرأب ةقرف مهو مهرئاظن يف نلآا دهاشم
               “Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu
               dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan) ? Maka
               sesungguhnya  Allah  menyesatkan  siapa  yang  dikehendaki-Nya  dan  menunjuki  siapa  yang
               dikehendaki-Nya;  maka  janganlah  dirimu  binasa  karena  kesedihan  terhadap  mereka.
               Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (Qs. Fathir [35]: 8). Ayat ini
               turun  pada  orang-orang  Khawarij  yang  menyelewengkan  penakwilan  al-Qur’an  dan  Sunnah,
               dengan  itu  mereka  menghalalkan  darah  dan  harta  kaum  muslimin,  sebagaimana  yang  dapat
               disaksikan saat sekarang ini pada kelompok yang sama dengan mereka yaitu satu kelompok di


                       302  Syekh Muhammad bin Shalih bin Muhammad al-‘Utsaimin, Liqa’at al-Bab al-Maftuh, juz.XXI, hal.220.
                          Syekh Ahmad bin ash-Shawi al-Mishri al-Maliki al-Khalwati, wafat tahun 1241H. Beberapa diantara
                       303
               kitab karya beliau: Hasyiyah ash-Shawi ‘ala al-Jalalain,  al-Asrar ar-Rabbaniyyyah wa al-Fuyudhat ar-
               Rahmaniyyah ‘ala ash-Shalawat ad-Dardiriyyah, Bulghat as-Salik li Aqrab al-Masalik, Hasyiyah ‘ala Anwar at-
               Tanzil li al-Baidhawi, Hasyiyah ‘ala al-Jaridah al-Bahiyyah li ad-Dardir, Hasyiyah ‘ala Syarh ad-Dardir dan Syarh
               Manzhumah Asma’ Allah al-Husna li ad-Dardir.
                                                             218
   213   214   215   216   217   218   219   220   221   222   223