Page 13 - EKOLOGI HUTAN MANGGROVE
P. 13

Kerusakan Akibat Faktor Alam





            Salah satu bentuk ekosistem yang memegang peranan penting di kawasan pesisir Indonesia

       adalah ekosistem mangrove. Kawasan mangrove di Indonesia diperkirakan memiliki luas 3,5
       juta ha sehingga Indonesia dikenal sebagai negara dengan kawasan mangrove terluas di dunia

       (18-23%  dari  luas  kawasan  mangrove  dunia).  Beberapa  negara  yang  memiliki  kawasan
       mangrove yang luas adalah Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 juta

       ha).  Mangrove  terluas  di  Indonesi  terdapat  di  Papua  sekitar  1.350.600  ha  (38%  dari  luas
       kawasan  mangrove  di  Indonesia),  kemudian  diikuti  Kalimantan  978.200  ha  (28  %)  dan

       Sumatera 673.300 ha (19%). Mangrove dapat tumbuh maksimal pada pantai yang terlindungi
       meskipun  di  area  lain  tumbuhan  tersebut  juga  dapat  berkembang  dan  tumbuh  dengan  baik
       (Nur, 2006).
            Tingkat kerusakan sumberdaya pesisir, terutama pada wilayah pesisir dengan pembangunan

       yang pesat, semakin parah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni Eksploitasi yang
       tidak  terkendali,  Pencemaran,  Penggunanan  teknologi  yang  tidak  ramah  lingkungan,  Abrasi

       pantai  dan  sedimentasi,  gelombang  laut,  arus  laut,  angin,  topografi  pesisir,  pasang  surut,
       perpindahan  muara  sungai,  dan  tsunami.  Kerusakan  ekosistem  pesisir  berdampak  pada
       penurunan  kualitas  habitat  perikanan,  menghambat  populasi  ikan  untuk  berkembang  serta

       berkurangnya  fungsi  estetika  lingkungan  tersebut.  Kegiatan  eksploitasi  berlebihan  oleh
       manusia disebabkan kurangnya alternatif dalam memanfaatkan sumberdaya perikanan.

                 Faktor  alam  merupakan  salah  satu  penyebab  kerusakan  hutan  mangrove.  Namun,

       kerusakan  tersebut  bersifat  sekunder.  Dengan  kata  lain,  penyebab  tersebut  hanya  terjadi
       sewaktu-waktu  dan  wilayah  yang  terdampak  relatif  sempit.  Beberapa  faktor  tersebut  adalah

       sebagai berikut :
         1. Angin  topan.  Angin  topan  dapat  mencabut  pohon  bakau  hingga  akarnya  atau  oleh
           pengendapan masif atau mengubah salinitas air dan tanah.

         2. Gelombang tsunami . Gelombang tsunami juga dapat mencabut pohon bakau.
         3. Organisme  isopoda  kecil.  Isopoda  Sphaeroma  terebrans  melubangi  akar  bakau  sehingga

           pohon bakau tumbang
            Berbagai  bencana  ekologi  dapat  terjadi  akibat  rusaknya  kawasan  mangrove.  Salah  satu
       contohnya adalah tumpukan sampah di perairan Teluk Balikpapan. Pendangkalan teluk terjadi
       akibat sampah tersebut sehingga mengganggu perahu-perahu yang melewati kawasan tersebut.

       Konversi lahan bakau yang dilakukan pemerintah menyebabkan erosi, sedimentasi, intrusi air
       laut dan gelombang besar di teluk tersebut serta beberapa sungai di sekitarnya. Gas karbon dan

       emisi gas rumah kaca di Balikpapan mengurangi pengikatan gas oleh hutan bakau. Efek lain
       yang ditimbulkan adalah berkurangnya produksi ikan di sekitar teluk secara drastis sehingga

       memengaruhi kondisi ekonomi nelayan setempat.
   8   9   10   11   12   13   14   15