Page 156 - Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Pada Pendidikan Dasar dan Menengah (2)
P. 156
mengarahkan mereka sendiri; dan 6) Orang collaborative learning, inkuiri,
Dewasa belajar karena mereka mempunyai dan lain-lain, serta berbagai
kebutuhan belajar (Gordon, 2004). Oleh strategi pelatihan agar dapat
karena itu, suasana bimtek diciptakan penuh memahami materi dengan baik
keterbukaan sehingga yang
memungkinkan terjadi tukar pikiran dan memuat pengetahuan faktual,
pengalaman, serta ditumbuhkan suasana aplikatif, dan humanistik.
saling percaya. Narasumber bimtek Tahap memahami dilakukan
menempatkan diri sebagai fasilitator pada pelatihan In-Service
sehingga tercipta suasana partisipatif. Training 1 (IN-1) yang diakhiri
dengan penugasan
Program Pelatihan Guru merancang Rencana Tindak
Lanjut (RTL). Selanjutnya
Pelatihan Guru Mata Pelajaran Koding dan
KA dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis peserta pelatihan menerapkan
(UPT) Ditjen GTK-PG serta lembaga berbagai pengetahuan yang
penyelenggara pelatihan lainnya yang telah didapatkan saat IN-1
ditetapkan Kemendikdasmen. Pelatihan Guru untuk dipraktekkan
Koding dan KA untuk jenjang SD dan didiskusikan ketika tahap
diperuntukkan bagi guru kelas ataupun guru On-the Job Training (ON).
informatika sedangkan jenjang SMP, SMA, SMK Tahap mengaplikasi adalah
diperuntukkan bagi guru informatika. Namun, tahap melaksanakan seluruh
jika tidak terdapat guru informatika maka rancangan RTL yang disusun
dapat dilakukan oleh guru serumpun yaitu saat IN-1 agar dapat lebih
MIPA. Selanjutnya jika tidak ada guru banyak belajar dari
serumpun maka alternatif terakhir adalah pengalaman menerapkan
guru mata pelajaran lain dengan langsung di konteks yang
sesungguhnya (nyata).
keterampilan di bidang informatika, Koding
ataupun KA, disertai dengan bukti pernah Pembelajaran
mengikuti pelatihan informatika, Koding diintegrasikan dengan
ataupun KA. pekerjaan akan lebih
memotivasi orang dewasa
Adapun pendekatan pelatihan bagi guru dalam belajar karena sesuai
Koding KA menggunakan pendekatan kebutuhan dan menjadi bagian
pembelajaran mendalam dengan rutinitas pekerjaan. Pada
pengalaman belajar memahami, tahap berikutnya yaitu
mengaplikasi dan merefleksi. Peserta merefleksi, peserta
diajak melakukan berbagai aktivitas dengan pelatihan melakukan refleksi
berbagai model seperti problem-based mendalam berdasarkan
learning, project-based learning, pengalaman belajar yang telah
dilalui selama bimtek. Refleksi
dapat