Page 9 - EBOOK PATU_KELOMPOK 5
P. 9
FAKULTAS
PETERNAKAN
2025
Deskripsi Itik Manila
Sejarah peternakan itik di Indonesia dimulai sejak abad ke-7
Masehi, ketika orang-orang India yang datang untuk membantu
membangun kuil-kuil Hindu dan Budha di pulau Jawa membawa
itik sebagai bagian dari kehidupan pertanian masyarakat setempat
(Scanes et al., 2004). Itik liar (Anas moscha) dari Amerika Utara ini
kemudian didomestikasi dan dikembangkan menjadi berbagai
jenis itik lokal Indonesia dengan karakteristik yang khas, seperti itik
Tegal, Mojosari, Bali, dan Alabio (Susanti, 2021). Itik-itik lokal ini
secara internasional dikenal sebagai itik Indian runner, yang
sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan tropis Indonesia.
Itik Manila sendiri memiliki keunggulan dalam beradaptasi
dengan berbagai kondisi iklim dan kemampuan bertahan hidup
yang baik, bahkan dapat berkembang biak pada suhu dingin
hingga -12°C. Di Indonesia, itik Manila dipelihara secara tradisional
dengan sistem semi intensif, terutama di daerah-daerah seperti
Pulau Lombok yang merupakan pusat pengembangan itik ini.
Pemeliharaan itik manila di Indonesia masih sangat sederhana,
menggunakan pakan lokal seperti bekatul dan nasi aking, sehingga
perannya lebih sebagai pendukung ketahanan pangan keluarga di
pedesaan daripada produksi massal.
2.3 Penyebaran dan Habitat
9

