Page 8 - MODUL SBK_Neat
P. 8
B. Seni Rupa dan Belajar
Kita pada umumnya menganggap pelajaran seni rupa hanya sebagai kegiatan
menggambar alam benda atau membuat karya seni rupa lain. Tidak banyak dari kita yang
mengenal seni rupa sebagai suatu metodologi untuk belajar pengetahuan lain. Seni biasanya
diajarkan sebagai tambahan bagi “unsur pendidikan dasar.” Kita berpendapat bahwa seni
merupakan unsur pendidikan dasar, tetapi kebanyakan orang memaandang seni jauh terpisah
dari bidang pelajaran yang lain.
Menurut Merryl Goldberg (1997: 4), terdapat tiga cara mengintegrasikan seni dalam
pembelajaran, yaitu belajar dengan seni belajar tentang seni (learning about the arts), belajar
dengan seni (learning with the arts), dan belajar melalui seni (learning through the arts). Belajar
dengan seni terjadi jika seni diperkenalkan kepada siswa sebagai cara untuk mempelajari
materi pelajaran tertentu. Sebagai contoh, guru memperkenalkan lukisan Piet Mondrian untuk
dalam mengajarkan garis sejajar. Dalam hal ini, siswa belajar dengan bantuan bentuk seni yang
memberikan informasi tentang materi pelajaran.
Belajar melalui seni merupakan metode untuk mendorong siswa untuk mempelajari dan
mengekspresikan pemahamannya tentang materi pelajaran melalui bentuk-bentuk karya seni.
Belajar melalui dapat diterapkan untuk semua jenjang sekolah. Sebagai contoh, siswa disuruh
menggambar objek alam (misalnya kerang laut) untuk memahami fenomena objek alam
tersebut. Dalam hal ini, siswa secara aktif dilibatkan dalam berpikir imajinatif dan kreatif dalam
belajar melalui seni dan mengkonstruksi makna.
Belajar dengan seni dan belajar melalui seni dapat menjadi landasan bagi belajar tentang
seni. Sebagai contoh, setelah meninjau lukisan untuk belajar tentang garis sejajar, siswa
menjadi tertarik terhadap dunia seni lukis, menghubungkan pengetahuannya tentang garis
dengan lukisan-lukisan seniman lainnya. Mungkin siswa lalu juga mendapat inspirasi untuk
menciptakan lukisan sendiri.
Dalam pendidikan tradisional, misalnya di Amerika Serikat, model pembelajaran seni yang
digunakan adalah belajar tentang seni. Demikian juga di Indonesia, mula-mula diterapkan
model belajar tentang seni, yaitu mengajarkan seni itu sendiri. Namun demikian, model belajar
tentang seni ini akhirnya mengalami kegagalan. Model belajar tentang seni tidak
mempertimbangkan potensi seni sepenuhnya dalam kaitannya dengan pengembangan
pengetahuan dan intelektual. Pembelajaran seni seharusnya tidak terpisahkan dari bidang-