Page 49 - METODE PAHAM QUR'ANI
P. 49
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Qur’an surat (12) Yusuf ayat 53)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah
kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi
serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (Al Qur’an surat (64) At
Taghaabun ayat 14-15)
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran. (Al Qur’an surat (16) An Nahl ayat 90)
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar)?. Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagi manusia. (Al Qur’an surat (17) Al Israa’ ayat 53)
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (Al Qur’an surat (05) Al Maa-
idah ayat 91)
Sumber dari Hadits Nabi Muhammad, SAW
Bertaqwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada, iringilah kejahatan
dengan kebaikan, maka terhapuslah kejahatan itu dan pergaulilah manusia
dengan budi yang baik (Hadits Riwayat Thabrani)
Ada tiga hal barang siapa melakukannya maka niscaya Allah menempatlkan di
dalam pengayomanNya, mencurahkan rahmat Nya kepada dirinya dan kelak
memasukannya ke dalam surgaNya, yaitu seseorang yang apabila diberi
merasa bersyukur, apabila mampu membalas tapi memaafkan dan
apabila emosi dapat menahan dirinya. (Hadits Riwayat Thabrani)
Yang paling disukai oleh Allah adalah seseorang yang menelan rasa amarahnya,
tidak ada seorang hambapun yang menahan rasa amarahnya melainkan
telah memenuhi keimanan di dalam rongga dada (Hadits Riwayat Ibnu Abas)
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat maka jika menyaksikan
sesuatu perkara maka berbicaralah yang baik atau diamlah (Hadits Riwayat
Muslim)
METODE PAHAM QUR’ANI 41