Page 39 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam, dan Tuhan
P. 39

peranannya amat penting dalam pertumbuhan sebuah tempat tinggal.
            Tidak secara khusus membahas soal jenis tanaman apa yang dimaksud,
            juga bukan tentang detail sebuah kota atau desa. Bahasan ini menyam-
            bung cerita pada bahasan sebelumnya karena menyoroti bagaimana
            manusia menjadi ‘dermawan’ terhadap alam semesta. Kedermawanan
            manusia dibikin lebih luas lagi; dermawan terhadap alam. Dermawan
            pada manusia adalah satu paket dengan dermawan pada alam. ‘Keder-
            mawanan’ manusia terhadap alam itu menjadi contoh terbaik dari feed-
            back response; alam membalas kebaikan kita ketika kita berbuat baik
            padanya. Kedermawanan ini sangat penting karena pada tahun 2050
            nanti, 66% po  pulasi dunia diproyeksikan untuk tinggal di kota, dan
            (survei saat ini) di Amerika, rata-rata orang Amerika menghabiskan
            93% waktunya di dalam ruangan. Hidup di kota dan terbelenggu da-
            lam ruangan adalah hal yang berbahaya bagi fisik, mental, sosial, dan
            spiritual.  Dokter  Swiss-Jerman  abad  ke-16, Paracelsus,  menyatakan,
            ‘Seni penyembuhan berasal dari alam, bukan dari dokter’.
                Feedback response  adalah suatu mekanisme alamiah yang sudah
            teruji secara awam maupun saintifik; “Apa yang kau buat, begitulah
            yang kau dapat”. Dalam banyak hal, alam bahkan jauh lebih baik; ia
            tetap memberikan sesuatu yang baik meskipun manusia merusaknya.
            Kontribusi terbesar alam adalah memberikan kenyamanan bagi otak
            kita. Nyaman membuat tenang. Ketenangan adalah kondisi terbaik
            bagi otak untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Pada manu-
            sia modern yang supersibuk, istirahat dan ketenangan adalah tujuan
            yang diburu banyak orang modern. Sebuah studi di Denmark (2019)
            menemukan bahwa anak-anak yang terpapar lebih banyak tanaman
            hijau memiliki masalah kesehatan mental 55% lebih sedikit di kemu-
            dian hari dibandingkan mereka yang tidak terpapar dengan alam. Pe-
            neliti juga menemukan bahwa area hijau terlihat memperkecil risiko
            kelainan kepribadian, seperti bipolar dan kelainan mood serta skizo- Buku ini tidak diperjualbelikan.
            frenia. Gangguan mental itu menurun, diikuti berkembangnya ruang
            hijau di sekitar anak. Semakin lama seseorang dikelilingi oleh ruang
            hijau sejak lahir hingga berusia 10 tahun, gangguan mental akan sema-
            kin berkurang. Peneliti Belanda (2009) menemukan kejadian 15 pe-
            nyakit yang lebih rendah—di antaranya depresi, kecemasan, penyakit



            20    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44