Page 41 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam, dan Tuhan
P. 41

di alam, seperti bentuk dan proporsi organik, fraktal, warna, tekstur,
            dan bahan, dapat menjadi inspirasi bagi arsitek dan desainer untuk
            membangun bangunan yang membantu pencapaian kesehatan dan ke-
            bahagiaan.
                Bangunan memengaruhi banyak hal dari kehidupan kita, teruta-
            ma otak, yang pada gilirannya memengaruhi pikiran, perasaan, dan
            perilaku.  Ketika  kita  mengubah  desain  dan  arsitek  kita  juga  dapat
            meng  ubah otak. Kita bahkan secara sengaja dapat memicu suatu
            keadaan emosi tertentu dengan mendesain bentuk, bahan, dan warna
            bangunan. Bentuk melengkung cenderung digambarkan lebih indah
            dan  lebih menyenangkan. Rangsangannya  dikaitkan  dengan  gentle
            (lembut), sad  (sedih),  quiet  (tenang), dan  lazy  (malas), sedangkan
            stimu  lus berbentuk sudut (angular) dikaitkan dengan istilah seper-
            ti a gitasi dan keras. Objek bersudut tajam mengaktifkan amigdala pada
            kedua sisi otak dibandingkan objek melengkung. Peningkatan aktivitas
            di amigdala menimbulkan perasaan terancam dan bahaya, dan karena
            itu sulit menghasilkan ketenangan. Geometri ruangan (kubah, segi-
            empat, piramida, silinder, dan kerucut) serta bahan konstruksi (beton,
            baja, kayu, dan kaca) memberikan gelombang otak yang khas ketika
            direkam dengan EEG. Setiap bentuk geometris beresonansi dengan
            frekuensi resonansi tertentu sehingga menyebabkan perubahan dalam
            gelombang otak manusia yang memandu kesadarannya kepada kondisi
            tertentu, misalnya subjek yang berada dalam ruang geometris berben-
            tuk piramida dengan bahan apa pun (baja, kaca, beton, dan kayu) akan
            menghasilkan resonansi gelombang otak delta yang membawa pada
            kondisi relaksasi dan kenyamanan.
                Fitur bangunan dapat membantu kita merasakan emosi transen-
            dens—istilah saya untuk sejenis emosi yang muncul karena rasa kagum,
            terutama kepada Tuhan. Menurut banyak studi, langit-langit bangun  an  Buku ini tidak diperjualbelikan.
            yang tinggi berpengaruh dalam keleluasaan berpikir. Berpikir lebih be-
            bas, mendorong kreativitas dan abstraksi, sementara langit-langit yang
            lebih rendah membuat pemikiran menjadi terbatas. Ini mung  kin   alas  an
            mengapa bangunan tempat ibadah itu leluasa dengan    langit-langit
            yang tinggi. Langit-langit yang tinggi—secara visual—memancarkan
            kebebasan, keleluasaan, dan keagungan (sublim experience). Sesuatu


            22    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46