Page 2 - BAB 1 cobs
P. 2
dilaksanakan oleh para leluhurnya berabad-abad yang lalu Masyarakat Tengger
dikenal jujur, patuh, dan rajin bekerja. Mereka hidup sederhana, tenteram, dan
damai. Tidak terbatas laki-laki, namun wanitapun juga, yang dewasa maupun anak-
anak, semua berkain sarung. (www.bromotenggersemeru.org)
Upacara yang juga diturunkan oleh nenek moyang mereka secara turun-
temurun ialah Upacara Yadnya Kasada. Upacara yang penyelenggaraanya
menggunakan perhitungan penanggalan Suku Tengger yang telah ada sejak dulu,
yakni setiap malam purnama pada bulan Kasada masyarakat Suku Tengger
senantiasa mendatangi Pura Poten dan melarung ke kawah gunung Bromo dan
sebagian dari tandur tuwuh atau hasil pertanian untuk puja bhakti kepada Sang
Hyang Dewa Kusuma, dengan kepercayaan masyarakat Suku Tengger akan
mendapat diberikan pengayoman, dan bimbingan (Wardana, 2010:40).
Upacara Yadnya Kasada sendiri ada selain karena tradisi yang diwariskan
oleh nenek moyang masyarakat Suku Tengger, juga memiliki makna lain yaitu
untnuk mewariskan nilai melestarikan lingkungan, berbuat baik atau menolong
kepada sesama dan sebagai bentuk pelajaran kepada masyarakat Suku Tengger
(Wardana, 2010:58 – 65).
Melihat makna tersebut, maka bisa disebut jika upacara Yadnya Kasada berisi
simbol-simbol tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan
lingkungannya agar alam tetap lestari, selalu bersyukur dengan berbaggi sebagian
hasil dari kebunnya kepada orang lain, dan memberikan pelajaran tentang berbakti
kekpada orang tua dan jiwa besar seorang anak yang rela berkorban demi kedua
orang tua dan sudaranya.
13