Page 32 - Jabar_Si Buncir_Asep Rahmat Hidayat.pdf
P. 32

“Tetaplah tinggal bersama bapak, meskipun


                    hidup miskin, bapak masih bisa menjagamu.”

                           “Tekad ujang sudah bulat, Bapak. Ujang


                    berjanji akan kembali nanti,” ujarnya meyakinkan


                    bapaknya.

                           “Baiklah, jika itu keinginanmu, tetapi pergilah


                    esok hari biar kumasakkan bekal buatmu.”

                           Pagi-pagi buta, si Buncir sudah bangun. Ia


                    membungkus nasi dan ikan asin yang dimasak

                    bapaknya. Tak lupa, ia juga membawa buah limus


                    pemberian petani. Ia mencium tangan bapaknya

                    dan segera berpamitan untuk pergi.


                           “Pak, ujang berangkat sekarang, mumpung

                    masih pagi.”


                           “Jika bapak tak bisa menghalangi tekadmu,

                    pergilah! Ingat selalu bahwa bapak dan mendiang


                    LEXPX  DNDQ  VHODOX  PHQ\D\DQJLPX   0DDINDQ


                    bapak, jika selama ini belum dapat memenuhi

                    kebutuhanmu. Hati-hati di jalan dan merendah

                    hatilah!”


                           “Baik, Pak!“






                                                          22
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37