Page 33 - Jabar_Si Buncir_Asep Rahmat Hidayat.pdf
P. 33

Si Buncir pergi meninggalkan Ciherang. Di


                    batas kampung ia berhenti sejenak. Ia menengok

                    ke belakang, menatap Kampung Ciherang dengan


                    mata berkaca-kaca. Ia merasa sedih. Ia teringat ibu


                    yang tak pernah dilihatnya sejak lahir. Ia teringat

                    bapaknya yang sangat sabar memeliharanya


                    selama ini.























































                                                          23
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38