Page 19 - Malut_Misteri Pulau Imam_Risnawati Djauhar.pdf
P. 19

Dalam perjalanan pulang, Imam teringat bahwa hari ini


                 ia akan bersama warga memanen hasil perkebunan di daerah



                 Desa Nurweda. Maka, Imam membatalkan niatnya untuk


                 menjual ikan-ikannya. Ia berpikir mungkin ikan tersebut


                 dapat digunakan untuk makan bersama bapak-bapak yang


                 mencangkul tanah nanti. Imam akhirnya kembali ke gubuknya


                 untuk meletakkan ikan dan berjalan di sekitar tanaman yang



                 ada di belakang gubuknya.


                        “Terima kasih, wahai ikan-ikanku. Hari ini aku bisa


                 PHPDQIDDWNDQ NDOLDQ GHQJDQ EDLN µ


                        Kini ia telah bersiap-siap untuk mencangkul tanah



                 dan  menanami singkong. Kegiatan bertani ini pun selalu ia


                 lakukan. Hasil panennya akan ia bagikan kepada masyarakat


                 dan sisanya untuk makan sehari-harinya.


                        Imam mengajak masyarakat sekitar untuk bersama-



                 sama mencabut singkong dan hasil panen lainnya untuk


                 dibagi-bagi.


                        “Ambillah sebanyak kalian butuh, Baba, Yaya,” sahut


                 Imam. Itulah sahutan untuk bapak-bapak dan ibu-ibu yang









                                                            7
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24