Page 20 - Malut_Misteri Pulau Imam_Risnawati Djauhar.pdf
P. 20

baru saja tiba di daerah tersebut. Ia sudah menganggap


                 mereka seperti ayah dan ibunya.



                        “Akan tetapi, itu semua adalah milikmu, Imam. Tanah


                 seluas 3 hektare ini pun milikmu. Mana mungkin kami


                 berani?” balas Pak Samin.


                        “Ini bukanlah milikku, Baba. Ini adalah milik Sang


                 Pencipta sehingga aku wajib berbagi. Kalian semua adalah



                 orang tuaku, mana mungkin aku tega? Silahkan ambil.”


                        “Terima kasih. Doa kami semua untukmu, Nak,” sahut


                 Bapak Arsyad.


                        Ketika mereka memanen hasil perkebunan yang ada di



                 Desa Nurweda tersebut, terlihat kapal besar yang masuk ke


                 daerah tersebut. Warga dan Imam pun terkejut.


                        Tuuuuuut … tuuuuuuuut … tuuuut.


                        Terdengar bunyi kapal yang belum pernah mereka



                 dengar sebelumnya. Sang Imam dan warga segera


                 membereskan semua kerjaan mereka dan bersiap-siap untuk


                 melihat siapa gerangan yang ada di kapal tersebut.













                                                            8
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25