Page 100 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 100

Tak terasa, pertarungan telah berlangsung selama tiga hari
           tiga malam. Mereka kelelahan.

              Ular berkepala tujuh berkata pada Gajah Merik, ”Anak Muda,
           aku mengakui kehebatanmu. Belum pernah ada orang yang
           mampu melawanku sedemikian hebatnya.”
              Sambil terengah-engah, Gajah Merik menjawab, ”Jika begitu,

           bebaskan saja kakakku. Kita tak perlu melanjutkan pertarungan
           ini.”
              Ular berkepala tujuh pun setuju. Dia membebaskan Gajah
           Meram dan istrinya.

              Gajah Merik, Gajah Meram, dan istrinya pun pulang ke istana.
           Raja menyambut mereka dengan gembira.
              Sebagai hadiah atas keberaniannya, Raja mempersilakan
           Gajah Merik untuk meminta apa saja.

              ”Aku hanya ingin agar ular berkepala tujuh tinggal di istana.
           Aku ingin menjadikan mereka pengawal khususku. Dengan begitu,
           mereka juga tak akan mengganggu orang di Danau Tes lagi,”
           katanya.

                              Raja pun setuju. Sejak saat itu, ular
                            berkepala tujuh menjabat di istana,
                             mendampingi Gajah Merik. Danau Tes
                              pun tak lagi menyeramkan.




















                                                                                        97
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105