Page 96 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 96

“Tapi, siapakah gadis yang mau
        berkorban seperti itu? Aku yakin, tak
        ada yang mau,” kata Raja.
            Tiba-tiba Putri Jelitani menyela, “Aku

        mau, Ayah. Aku rela mengorbankan diri,
        asalkan rakyat kita kembali makmur.
        Aku tak tega melihat keadaan mereka
        sekarang.”

            Raja dan penasihat istana terkejut.
        Raja menolak keinginan putrinya. Beliau
        tak mau kehilangan putri satu-satunya.
            Namun Putri Jelitani bersikeras. Disaksikan oleh rakyatnya, dia

        menuju ke ujung tebing laut, dan bersiap untuk terjun. Di bawahnya,
        air laut bergolak dahsyat.
            Raja menutup matanya, Beliau tak tega menyaksikan tubuh
        putrinya ditelan ombak.

            “Selamat tinggal, Ayah. Selamat tinggal semuanya!” ucap Putri
        Jelitani.
            Tiba-tiba terdengar petir menyambar-nyambar. Langit menjadi
        gelap dan hujan turun deras sekali. Dalam waktu singkat, seluruh

        wilayah kerajaan digenangi air. Sungai-sungai pun meluap. Raja amat
        bersuka cita.
            Sambil memeluk putrinya, beliau berkata, “Tuhan sayang pada kita
        semua. Lihat, air ada di mana-mana. Negeri kita tak lagi kekeringan.”

            Raja amat bersyukur karena tak jadi kehilangan putri yang
        dicintainya.











                                                                                        93
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101