Page 142 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 142

Baitusen buru-buru menyelamatkan istrinya, tetapi Mai
            Lamah malah marah.

               ”Cepat, selamatkan peti harta kita! Jangan sampai
            tenggelam!” teriaknya.
                                     Baitusen jadi bingung. Dia tak mau

                                         meninggalkan istrinya. Dia tetap
                                              menarik tubuh Mai Lamah ke
                                                pinggir laut. Namun, Mai Lamah
                                                  terus memberontak.
                                                       Tiba-tiba, petir menyambar-

                                                    nyambar. Langit menjadi
                                                    gelap.



















                 Mai Lamah yang melepaskan
             diri dari suaminya tersambar petir.
             Namun aneh, tubuhnya berubah menjadi
             batu yang berbadan dua. Baitusen hanya

             bisa meratapi nasib istrinya.
                 Batu itu lama-kelamaan semakin besar, dan akhirnya
             menjadi sebuah pulau. Pulau itu sekarang dikenal
             dengan nama Pulau Sanua yang berarti “satu tubuh

             berbadan dua”.

                                                                                       139
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147