Page 179 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 179

Pak Kikir memicingkan matanya, “Minta makan? Enak saja!
           Sana! Minta saja ke tempat lain. Makanan di tempat ini sudah

           pas jumlahnya.”
               Nenek tua itu terkejut mendengar perkataan Pak Kikir. Air
           matanya menetes perlahan.

               “Hanya sepiring nasi, Tuan,” ratapnya.
               ”TIDAK!” seru Pak Kikir tegas dan membalikkan badan
           untuk masuk ke dalam rumah.







































               Saat ayahnya sudah masuk ke rumah, putra Pak Kikir
           memberi sepiring nasi pada nenek tua itu.

               “Makanlah bagianku, Nek,” ujarnya sopan.
               Nenek tua itu mengucapkan terima kasih berulang-ulang.
               “Kelak, kau akan jadi seorang pemimpin yang bijaksana,”
           ucapnya.
       176
   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183   184