Page 181 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 181

Anak Pak Kikir tak berhasil
             membujuk ayahnya. Dia pun terpaksa
         meninggalkan ayahnya sendiri di rumah. Dia mengikuti
         penduduk desa yang lari ke atas bukit.

             Saat tiba di atas bukit, para penduduk desa melihat air
         bah yang tiba-tiba datang. Desa mereka tersapu bersih dalam
         sekejap.
             Anak Pak Kikir menangis, meratapi keputusan ayahnya yang

         tak mau menyelamatkan diri.
             “Apa gunanya harta jika akhirnya begini?”
             Melihat desa yang sudah hancur berantakan, penduduk
         desa memutuskan untuk mencari daerah baru. Mereka lalu

         mengangkat anak Pak Kikir sebagai pemimpin mereka.
             Seperti kata nenek tua dulu, anak Pak Kikir menjadi
         pemimpin yang bijaksana. Dia mengajari penduduk untuk
         menanam padinya sendiri dan bagaimana mengairi sawah dengan

         baik. Dia juga membagi tanah dengan rata. Semua penduduk
         mendapat bagian sawahnya masing-masing.
             Desa baru tersebut dinamai Desa Anjuran, karena para
         penduduknya selalu mematuhi anjuran pemimpinnya. Lama-

         kelamaan, desa itu berubah nama menjadi Cianjur, yang berarti
         daerah yang cukup mengandung air. Saat ini, Cianjur terkenal
         sebagai daerah penghasil beras yang empuk dan wangi.




       178
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186