Page 209 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 209

Bawang Merah pura-pura

                            menghanyutkan bajunya, lalu
                            menangis seperti yang dilakukan
                           Bawang Putih. Ternyata, nenek

                         itu muncul lagi. Nenek itu lalu
                     mengajukan syarat yang sama. Teringat
         akan cerita Bawang Putih, Bawang Merah pun
         setuju.
            Namun, berbeda dengan Bawang Putih, Bawang

         Merah terus mengomel. Sebentar-sebentar dia
         berhenti dan mengeluh kelelahan. Bahkan, saat
         perjalanan masih jauh, dia sudah tak mau lagi

         membawakan keranjang nenek itu.
            “Bawa saja sendiri, aku mau pulang saja. Tapi,
         sebelum aku pulang, aku minta labu!” ujarnya
         ketus.
            Nenek itu menghela napas dan mengeluarkan

         dua buah labu dari keranjangnya.
            “Ini. Mana yang kau pilih? Yang besar atau yang kecil?”
            Tanpa menjawab, Bawang Merah merebut labu yang besar

         dan segera berlari pulang.
            Di rumah, ibunya menyambut gembira. Mereka berdua lalu
         membelah labu itu. Namun, labu itu tak mengeluarkan emas
         dan berlian. Labu itu malah mengeluarkan binatang-binatang
         yang mengerikan seperti ular dan kalajengking. Mereka berdua

         berteriak ketakutan dan membuang labu itu jauh-jauh.
            Mereka berdua akhirnya menyadari bahwa mereka terlalu
         serakah. Sejak saat itu, mereka pun bersikap baik pada

         Bawang Putih.



       206
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214