Page 20 - MATERI AJAR MODUL 3 KB 3- Ni Km Triana Ramadani
P. 20
6) Fosfatase, berguna untuk memperlancar proses penyerapan asam
lemak dan glukosa
7) Enterokinase, memecah enzim tripsinogen dari pankreas menjadi
tripsin.
Pada usus halus terjadi pencernaan secara kimiawi, yaitu dengan
bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa
kimia dari kelenjar pancreas yang dilepaskan ke usus halus. Selain itu
juga terjadi penyerapan sari-sari makanan oleh jonjot-jonjot dinding usus
halus.
5. Usus Besar (Kolon)
Usus besar merupakan bagian usus antara usus buntu dan
rectum. Peran utama organ ini adalah menyerap air selama proses
pencernaan, membentuk feses, mendorong sisa makanan hasil
pencernaan (feses) keluar tubuh, dan membentuk lendir untuk melumasi
permukaan mukosa.
Di dalam usus besar terjadi proses pembusukan sisa pencernaan
oleh bakteri Escherichia coli yang hidup pada makanan yang tidak dapat
dicerna oleh manusia. Pembusukan ini menghasilkan gas H2S, indole,
skatole, phenol, vitamin H (biotin), dan vitamin K (berperan dalam
proses pembekuan darah).
Usus besar mempunyai diameter lebih besar dari usus halus.
Panjangnya kurang lebih 1,5 meter, dan bentuknya seperti huruf U
terbalik. Ada 3 bagian pada usus besar, yaitu:
1) Asenden (usus halus), berperan dalam penyerapan nutrisi,
menghaluskan makanan, menghasilkan zat, penyerapan zat di dalam
tubuh.
2) Transversum (usus datar) untuk menerima sisa makanan yang tidak
diserap oleh usus halus, menyerap air, menurunkan tingkat keasaman
dan mencegah infeksi, memperkuat sistem kekebalan tubuh.
3) Desenden (usus turun), berperan dalam proses penyerapan air dan
garam.
Pada bagian ujung usus buntu terdapat apendik atau yang
dikenal dengan umbai cacing. Apendik berperan dalam sistem
kekebalan tubuh. Apendik berperan aktif dalam sistem
imunoglobin yang mempunyai kelenjar limfoid di dalamnya.
Kelenjar limfoid berguna untuk melindungi tubuh dari kerusakan
akibat zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
17