Page 3 - BAHAN AJAR IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
P. 3
Perbuatan Allah swt berupa Qadar-Nya sesuai dengan ketentuan-Nya (Qadha-Nya) dan segala
sesuatu itu sumbernya dari Allah swt, di dalam surat al-Ahzab: 36 Allah swt berfirman:
َ
َ
ْ َّ
ْ َّ ْ َ ْ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ُ ُ َ ُ ْ َ ً ْ ُ َ ْ ُ َ َ ُ ّٔ َ َ َ َ َ ْ ُ َ َّ ْ ُ َ َ َ َ
صعي نمو ۗ مهرمإ نم ة َ يخلإ مهل نلكي نإ إرمإ ٓللوسو للّإ ضق إذِإ ةنمؤم لَو نمؤمل ناك امو
ِ
ِ
ِ
ِ
ٍ
ِ
ِ
ِ
ٍ ِ
ۗ
ً
َ َ
َ َّ َ ْ َ
َ ّٔ
ْ ُ َ َ
ً ُْ
ْ
انيبم لً لض لض دقف ٓللوسو للّإ
ِ
Terjemahan
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. Dan
barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia telah tersesat, dengan kesesatan yang
nyata.
Dan dalam firman Allah swt yang lain pada Surat al-Qamar ayat 49:
َ
َ َ ُ ْ َ َ ْ َّ ُ َّ
سدقب ٓ نقلخ ٍ ءش لك ان ِإ
ِ
ٍ
ي
Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.
Kewajiban beriman kepada Qadha dan Qadar
Setiap muslim laki-laki maupun wanita wajib beriman kepada qadha dan qadar Allah swt.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada
qadha dan qadar yang baik maupun yang buruk. Dan tidaklah ia beriman sebelum mengetahui
bahwa sesungguhnya apa saja yang sudah dipastikan akan menimpanya tentu tidak akan melesat
dari dirinya. Dan sesungguhnya apa saja yang dipastikan melesat dari dirinya pasti tidak akan
menimpanya” (HR. Tirmidzi dari Jabir).
Penjelasan hadis tersebut dikuatkan pula oleh hadis yang isinya cukup panjang ketika
Rasulullah Saw didatangi oleh Malaikat Jibril dalam sebuah majelis dan Jibril bertanya kepada
beliau tentang tiga perkara, yaitu Islam, Iman dan Ihsan serta menanyakan tentang hari kiamat. Saat
Rasulullah saw ditanya tentang iman maka beliaupun menjawab:
Artinya: “Engkau beriman kepada Allah swt, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-
Nya dan Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “…. (HR.
Muslim)
Setiap orang mukallaf (dewasa) wajib meyakini dan memastikan bahwa seluruh perbuatan,
ucapan, dan gerakannya, yang baik maupun yang jelek adalah terjadi karena adanya kehendak,
takdir dan pengetahuan Allah swt. Namun perbuatan yang baik itu atas ridha Allah dan yang jelak
itu bukan karena ridla-Nya. Setiap orang memiliki karsa untuk melakukan perbuatannya sesuai
dengan kehendaknya. Ia akan mendapatkan pahala manakala yang dilakukan itu baik, dan akan
mendapatkan siksa manakala yang dilakukan itu jelek dan sama sekali tidak memiliki alasan untuk
melakukan yang jelek itu. Sesungguhnya Allah swt tidak akan berbuat aniaya kepada hamba-Nya.
Artinya: Dari Abul Abbas Abdullah bin Abbas Radhiallahuanhuma, beliau berkata: Suatu saat saya
berada di belakang Nabi saw, maka beliau bersabda: Wahai ananda, saya akan mengajarkan
kepadamu beberapa perkara: Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya
Dia akan selalu berada di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, jika kamu
3