Page 4 - BAHAN AJAR IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
P. 4
memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya jika sebuah
umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat
memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka
berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu
kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah
kering. (HR. Riwayat Turmuzi)
Salah satu pelajaran yang dapat diambil dari hadis di atas adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi
pada manusia baik itu kejadian baik maupun buruk, semua itu telah ditetapkan oleh Allah dan
manusia tidak dapat merubahnya, maka tidaklah beriman seseorang sebelum ia beriman kepada
qadar-Nya. Bahwa
Hubungan antara Qadha dan Qadar
Keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Jika Qadha adalah rencana dan ketetapan
Allah swt sejak zaman azali, maka qadar adalah bentuk nyata perwujudan dari rencana dan
ketetapan Allah swt. Jadi dengan demikian, hubungan keduanya ibarat hubungan antara rencana dan
pelaksanaan dari rencana tersebut. Misalnya, ayah Ahmad berencana membeli sebuah sepeda
sebagai hadiah jika nilai rapornya baik. Rencana ini dapat diibaratkan Qadha Allah swt terhadap
makhluk-Nya. Sehingga ketika rencana membeli sepeda sebagai hadiah itu terlaksana, maka itulah
yang dinamakan qadar-Nya.
Qadar Allah swt selalu sesuai dengan qadha-Nya. Artinya, perbuatan Allah swt selalu sama
dengan apa yang direncanakan dan ditetapkannya. Semua makhluk Allah swt telah ditetapkan
perencanaan dan ketetapan mengenai apa yang akan mereka alami. Mengenai qadha dan qadar
Allah swt ini tidak ada yang dapat mengetahuinya, kecuali Allah swt. Oleh karena itu, setiap
makhluk harus selalu berusaha sebaik mungkin dan memohon kepada Allah swt agar diberikan
nikmat kebaikan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai firman Allah swt dalam surat
al-An’am ayat 57:
ْ
ُ ْ َ َ ُ َ َّ َ ْ ُْ ُ ّٔ َ َّ ُ ُ ْ ۗ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ ْ َ ۗ ْ ُ ْ َّ َ َ ِٓ َّ ْ ِٓ َ َ ِٓ َ ْ ِٓ َ ْ ُ
ْ
ْ
َ يخ لهو قحلإ صقي ۗ ِ ِ للّ لَ ِإ مكحلإ نإ ِ ِ ٓب ِ نللجعُست ام ي ِ دنع ام ٓب مُبَّكو نس نم ةنيب لع نِإ لق
ٍ
ِ
ِ
ي ي
ِ
ي
َ ْ
َ ْ
َ
َ يلصافلإ
ِ ِ
Artinya: Katakanlah: “Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari
Tuhanku, sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya
disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah swt. Dia menerangkan
yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik”.
4