Page 78 - abunawas-sang penggeli hati
P. 78

Suatu hari Abu Nawas dipanggil Baginda.




                   "Abu Nawas." kata Baginda Raja Harun Al Rasyid memulai pembicaraan.




                   "Daulat Paduka yang mulia." kata Abu Nawas penuh takzim.




                   "Aku harus berterus terang kepadamu bahwa kali ini engkau kupanggil bukan
                   untuk kupermainkan atau kuperangkap. Tetapi aku benar-benar memerlukan
                   bantuanmu." kata Baginda bersungguh-sungguh.




                   "Gerangan apakah yang bisa hamba lakukan untuk Paduka yang mulia?" tanya
                   Abu Nawas.




                   "Ketahuilah bahwa beberapa hari yang lalu aku mendapat kunjungan
                   kenegaraan dari negeri sahabat. Kebetulan rajanya beragama Yahudi. Raja itu
                   adalah sahabat karibku. Begitu dia berjumpa denganku dia langsung
                   mengucapkan salam secara Islam, yaitu Assalamualaikum (kesejahteraan buat
                   kalian semua) Aku tak menduga sama sekali. Tanpa pikir panjang aku
                   menjawab sesuai dengan yang diajarkan oleh agama kita, yaitu kalau mendapat
                   salam dari orang yang tidak beragama Islam hendaklah engkau jawab dengan
                   Wassamualaikum (Kecelakaan bagi kamu) Tentu saja dia merasa tersinggung.
                   Dia menanyakan mengapa aku tega membalas salamnya yang penuh doa
                   keselamatan dengan jawaban yang mengandung kecelakaan. Saat itu sungguh
                   aku tak bisa berkata apa-apa selain diam. Pertemuanku dengan dia selanjutnya
                   tidak berjalan dengan semestinya. Aku berusaha menjelaskan bahwa aku hanya
                                                             78
   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83