Page 22 - FLIPBOOK Psikotropika
P. 22
Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan resiko
keteregantungannya terbagi dalam 4 golongan yaitu :
a. Psikotropika golongan I, yaitu psikotropika yang hanya digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi
Sumber: https://www.pelajaran.co.id
serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindom Gambar 1. 5 Brolooamfetamin
ketergantungan. Contohnya broloamfetamine, cathionine, DET,
DMA, MMDA, parahexyl, psilocine dan masih banyak lagi.
b. Psikotropika golongan II, yaitu golongan psikotropika yang
berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan dalam terapi dan
tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki poteni kuat mengakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya amfetamin, metamfetamin,
Sumber: https://www.sainspedia.org
dexamphetamin, dronabinol dan metakualon.
c. Psikotropika golongan III, yaitu psikotropika yang berkhasiat Gambar 1. 6 Morfin
sebagai obat dan banyak digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu
pengetahuan serta memiliki potensi sedang mengakibatkan
sindrom ketergantungan contohnya lumibal, buprenosina, dan
fllunitrazepam.
d. Psikotropika golongan IV, yaitu psikotropika yang berkhasiat
sebagai obat dan sangat luas digunakan dalam terapi dan tujuan
ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan megakibatkan
sindrom ketergantungan. Contohnya, nitrazepam (BK, mogadon,
dumolid), barbital, dan diazepam.
Hampir semua zat adiktif termasuk kedalam zat psikotropika, tapi
tidak semua psikotropika menimbukan ketergantungan. Sumber: https://www.sainspedia.org
Berdasarkan pengaruh penggunaannya terhadap susunan saraf Gambar 1. 8 Flunitrazepam
Gambar 1. 7 Flunitrazepam
pusat manusia, psikotropika dikelompokkan menjadi:
a. Depresan, obat-obatan dari penggolongan depresan berkerja
dengan cara menekan fungsi saraf pusat sehingga mengurangi
aktivitas susunan saraf pusat
b. Stimulan, bekerja dengan cara mengaktifkan kerja susunan saraf
pusat
c. Halusinogen, bekerja dengan cara menimbulkan rasa perasaan
halusinasi atau khayalan.
16