Page 74 - BUKHO GPI PAPUA (EDISI MARET - MEI 2024) - Ipen Anon
P. 74

MATERI KHOTBAH
                                     MINGGU KETIGA SESUDAH PASKAH
                                                (SPESIAL HARI KARTINI)
                                               MINGGU, 21 APRIL 2024

                TEMA                 : SUARAKAN KESETARAAN
                TAHUN LITURGI        : MINGGU BIASA
                WARNA LITURGIS  : HIJAU BERLOGO SALIB DAN ALKITAB
                BACAAN ALKITAB : MARKUS 5 : 25 – 34

                 1.  PENGANTAR
                      Sejak  menciptakan  manusia,  Allah  sudah  membuat  kesejajara  /
               kesejaraan  antara  laki-laki  dan  perempuan.  Allah  menciptakan  Hawa  dari
               tulang rusuk Adam menyiratkan bahwa tempat Hawa (perempuan) adalah
               di  sisi  Adam.  Dalam  proses  penciptaan  itu,  Alkitab  menyebut  perempuan
               adalah  penolong,  maksudnya  tidak  menggambarkan  perempuan  sebagai
               yang lebih kuat dan hebat melainkan sebagai mitra, sebagai kawan dalam
               perjalanan kehidupan. Kesetaraan itu merujuk pada suatu keadaan di mana
               terjadi  pemenuhan  hak  dan  kewajiban  antara  laki-laki  dan  perempuan
               (kesetaraan gender). Gender adalah pembedaan peran, atribut, sifat, sikap
               dan perilaku yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.

                 2.  KAJIAN TEKS
                      Ayat 25-26
                      Sangatlah  mustahil  bertahan  hidup  dengan  pendarahan  selama  12
               tahun sebab perempuan dengan pendarahan selama waktu itu memerlukan
               pasokan  darah  setiap  harinya  agar  dia  dapat  hidup  lebih  lama.  Dalam
               kemustahilan       itu,   Allah    ingin    mendemonstrasikan         kemuliaan       dan
               kemahakuasaan-Nya,  Allah  mau  bekerja  melalui  perempuan  yang  sudah
               menderita  12  tahun  lamanya.  Selama  12  tahun  itu,  perempuan  itu  terus
               berupaya  mencari  kesembuhan,  dia  tidak  berputus  asa,  walaupun
               mempertaruhkan  semua  harta  bendanya,  kesembuhan  tak  kunjung
               dimilikinya, bahkan sakitnya semakin parah.

                      Ayat 27
                      Dalam kondisi sudah tidak memiliki apa-apa dan tak berdaya karena
               penyakit  yang  makin  parah,  perempuan  itu  masih  bertahan,  masih
               berbersabar, dan terus berjuang untuk sebuah kepastian yaitu kesembuhan.
               Perempuan ini memiliki keyakinan bahwa suatu nanti, dia pasti sembuh jika
               berjumpa  Yesus.  Itulah  Pengharapan.  Pengharapan  yang  kuat  itu  dilandasi
               atas hati yang percaya, hati yang kuat, hati yang mau sabar menjalani 12
               tahun  penderitaan.  Pengharapan  itu  diwujudkannya  dengan  berjuang
               mendekati  Yesus  di  tengah-tengah  kepadatan  manusia  yang  juga  ingin
               berjumpa  Yesus.  Pengharapan  itu  menjadi  daya  dorong  yang  besar  bagi
               perempuan itu untuk keluar dan membebaskan dirinya atas 12 tahun yang
               sulit.


                                                 BULETIN KHOTBAH MINGGU GPI PAPUA (EDISI MARET – MEI 2024)  74
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79