Page 79 - BUKHO GPI PAPUA (EDISI MARET - MEI 2024) - Ipen Anon
P. 79
Kewibawaan seseorang tidak terletak pada cara dan bahasanya yang keras
dan kasar dengan dalih tegas, tetapi justru pada pendekatannya yang
humanis yang dicirikan, antara lain, dengan cara dan bahasa yang lembut
dan penuh kasih. Kewibawaan seseorang tidak terletak pada intimidasi dan
kesulitan yang dia ciptakan bagi orang lain, tetapi pada jalan keluar yang
memberi kemudahan kepada sesama tanpa mengabaikan kualitas hidup.
Ketiga, kita belajar dari Paulus, sebagaimana dia teruskan kepada
Filemon, untuk menerima orang lain yang pernah melakukan kesalahan.
Onesimus telah melarikan diri dari majikannya, Filemon, seharusnya dihukum
keras. Paulus tahu apa konsekuensi yang harus diterima oleh Onesimus, tetapi
dia melihat bahwa ada perubahan signifikan dalam diri Onesimus tersebut.
Oleh sebab itu, dia meminta Filemon untuk memaafkan atau mengampuni
Onesimus, dan menerimanya kembali. Ajaran penting di sini adalah tidak ada
dosa yang terlalu besar untuk tidak diampuni, dan tidak ada seorang pun
yang begitu hina untuk tidak dicintai. Sebab itu pelakukanlah sesamu dengan
berlandaskan pada kasih Kristus sehingga kita mampu menjalani hidup ini
dengan penuh damai sejaterah.
Keempat, jangan kita memandang orang yang bersalah kepada kita
dengan terus melihat keburukannya tetapi marilah kita melihat sisi baik yang
pernah ia lakukan walaupun hanya sedikit, sebab semua orang diciptakan
Allah untuk hadir disekitar kita dengan tujuan-tujuan tertentu yang secara
manusiawi kita tidak bisa menyelami maksud Allah. AN
Silahkan khotbah Minggu dikembangkan sesuai konteks pelayanan
BULETIN KHOTBAH MINGGU GPI PAPUA (EDISI MARET – MEI 2024) 79