Page 8 - flipbook LKM 2_kel 3
P. 8
c. Efek Terhadap Kesehatan dan Lingkungan: Jika terdapat bukti bahwa
kualitas air yang buruk telah menyebabkan dampak negatif pada
kesehatan manusia atau lingkungan, maka air tersebut dapat dianggap
tercemar.
d. Perubahan Fisik dan Visual: Perubahan fisik dalam air seperti warna,
bau, atau rasa yang tidak biasa dapat menjadi indikasi pencemaran.
Beberapa parameter utama yang umumnya digunakan untuk menilai
kualitas air meliputi:
a. Kadar Oksigen Terlarut (DO): Oksigen terlarut sangat penting untuk
kehidupan organisme air. Kadar DO yang rendah dapat menunjukkan
adanya pencemaran, terutama jika disebabkan oleh limbah organik
yang mengurangi oksigen dalam air.
b. Kadar Bahan Kimia Berbahaya: Parameter ini mencakup konsentrasi
berbagai zat kimia berbahaya seperti logam berat (misalnya merkuri,
timbal, kadmium), pestisida, bahan kimia industri, dan bahan kimia
lainnya yang dapat beracun bagi organisme hidup.
c. Tingkat Kekeruhan: Kekeruhan mengacu pada tingkat kejernihan air,
yang dapat dipengaruhi oleh partikel-partikel padat, lumpur, atau bahan
organik dalam air. Kekeruhan yang tinggi dapat menunjukkan adanya
pencemaran oleh partikel-partikel tersebut.
d. pH: pH digunakan untuk mengukur tingkat keasaman atau kebasaan air.
Perubahan drastis dalam pH dapat menunjukkan adanya pencemaran
oleh limbah industri atau limbah lainnya.
e. Kandungan Bahan Organik: Kandungan bahan organik seperti
biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD)
dapat menunjukkan tingkat pencemaran organik dalam air.
f. Kandungan Logam Berat: Kandungan logam berat seperti merkuri,
timbal, kadmium, dan arsenik dapat menjadi indikator pencemaran
yang serius karena sifat toksisnya bagi organisme hidup.
g. Bau dan Rasa: Bau yang tidak biasa atau rasa yang aneh dalam air juga
dapat menjadi tanda pencemaran, terutama jika bau atau rasa tersebut
terkait dengan limbah industri atau limbah domestik.

