Page 3 - Bahan Bacaan Materi Coaching_Neat
P. 3
2. Pada prinsip Pilihan, coach tidak boleh membuat keputusan untuk coachee. Coach
menghormati otonomi coachee. Ini berarti coachee harus mengambil
pillihan/keputusan sendiri.
3. Pada prinsip Dialog, coach dan coachee terlibat aktif dalam suatu percakapan/coaching.
Coach dan coachee saling belajar sambil mengeksplorasi berbagai ide.
4. Pada prinsip Praktik, process coaching berfokus pada aplikasi pembelajaran pada dunia
nyata. Dengan kata lain, coaching bukanlah latihan teori walaupun sebagian besar
waktu dihabiskan untuk berbicara tentang ide. Menurut Knight (2011), coachee harus
memiliki kesempatan untuk berfikir tentang bagaimana mengaplikasikan ide baru ke
dalam praktik kehidupan nyata.
5. Pada prinsip Suara, coach dan coachee memiliki kebebasan untuk menyuarakan
pemikirannya secara jujur. Coachee merasa nyaman mengeluarkan pikiran dan
aspirasinya.
6. Pada prinsip Timbal Balik, coach dan coachee saling merasakan manfaat dari proses
coaching. Coach dan coachee sama-sama belajar dalam mengembangkan sesuatu.
Knight (2011) mengatakan jika ada 1 (satu) orang mengajar, maka ada 2 (dua) orang yang
belajar.
7. Pada prinsip Refleksi, coach dan coachee melakukan refleksi untuk memperbaiki praktik
masing-masing.
Selain semua kondisi di atas, Van Nieuwerburgh (2017) menambahkan bahwa untuk
menjadi coach yang baik diperlukan atribut sebagai berikut.
1. Rendah hati
2. Percaya diri sebagai seorang coach
3. Peduli kepada coachee
4. Percaya bahwa coachee dapat
mencapai potensi maksimalnya
5. Memperlakukan orang lain dengan
sangat hormat
6. Memiliki integritas
7. Memiliki sensitivitas interkultural,
tidak judgmental
Demikian sedikit uraian tentang materi Coaching Way of Being. Semoga materi ini
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi Bapak dan Ibu Coach di manapun berada.