Page 171 - Anatomi-dan-Fisiologi-Manusia-Komprehensif
P. 171

  Anatomi Fisiologi Manusia  




                                               Hormon Organ Reproduksi
                    Hormon             Struktur         Jaringan Target                 Respon
               Testis
                                                                             serviks uterus selama
                                                                             persalinan dan melahirkan


               KONTROL SEKRESI OLEH HIPOFISIS POSTERIOR


               Oksitosin
                     Selama  dan  setelah  melahirkan  bayi,  oksitosin  mempengaruhi  dua  jaringan  target:
               uterus  ibu  dan  payudara.  Selama  kelahiran,  peregangan  serviks  uterus  merangsang
               pelepasan  oksitosin  dalam  jumlah  besar  yang  pada  gilirannya  meningkatkan  kontraksi  sel
               otot polos di dinding uterus yang berpuncak pada kelahiran bayi (lihat Gambar 1.4). Setelah
               melahirkan,  oksitosin  merangsang  pengeluaran  ASI  dari  kelenjar  susu  dalam  merespon
               rangsangan  mekanik  dari  bayi  menyusu,  dimana  stimulasi  puting  susu oleh bayi  menyusu
               menyebabkan  pelepasan  prolaktin  (PL),  yang,  pada  gilirannya,  menyebabkan  kontraksi
               kelenjar susu dari payudara, memaksa ASI ke dalam saluran ASI, diisap dan diminum oleh
               bayi menyusu.
                     Tidak seperti hormon lainnya, sekresi oksitosin dikontrol oleh mekanisme umpan balik
               positif. Misalnya, semakin besar rangsangan pada puting oleh bayi menyusu, nakan semakin
               banyak OT dilepaskan sehingga lebih banyak ASI yang dihasilkan untuk bayi. Ketika menyusui
               berhenti, produksi OT juga berhenti.
                     Fungsi oksitosin pada pria dan wanita tidak hamil tidak jelas. Percobaan pada binatang
               telah  menunjukkan  bahwa  oksitosin  memiliki  aksi  dalam  otak  yang  menciptakan  perilaku
               kasih sayang orang tua terhadap bayinya.

               Hormon antidiuretik/antidiuretic hormone (ADH)]
                     Hormon  antidiuretik/antidiuretic  hormone  (ADH)]  sesuai  dengan  namanya  karena
               hormon ini mencegah pengeluaran urin dalam jumlah besar (diuresis). Selain memiliki efek
               antidiuretik ADH juga sebagai vasopresor, yang meyebabkan konstriksi pembuluh darah dan
               menaikkan tekanan darah (sehingga dinamakan vasopresin) ketika dilepaskan dalam jumlah
               besar. Oleh karena itu ADH dilepaskan utamanya untuk merespon satu dari dua rangsangan
               berikut:
                    Hiperosmolaritas plasma, dideteksi oleh osmoreseptor dalam hipotalamus
                    Hopovolemia dan hipotensi, dideteksi oleh arterial dan baroreseptor atria


                     ADH  meningkatkan  penyerapan  kembali  air  dari  tubuli  ginjal,  dengan  demikian
               mengurangi  volume urin.  Perubahan  laju  sekresi  ADH  terjadi dalam  merespon  perubahan
               osmolalitas dan volume darah. Osmolalitas larutan meningkat ketika konsentrasi zat terlarut
               dalam  larutan  meningkat.  Neuron  khusus  disebut  osmoreseptor  yang  bersinaps  dengan
               neuron  neorosekretori  di  hipotalamus.  Osmoreseptor  sangat  peka  terhadap  perubahan
               osmolalitas  darah.  Ketika  osmolalitas  darah  meningkat,  frekuensi  potensial  aksi  di


                                                           165
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176