Page 17 - Sinar Tani Edisi 4070
P. 17
A GRI TEKNOL OGI E-paper Edisi 15 - 21 Januari 2025 | No. 4070 Tahun LV 17
Padi Biosalin Solusi Bertani
Padi biosalin di Pesisir Pantai
Semarang
menawarkan
solusi cerdas untuk
melawan rob
dan perubahan
iklim. Dengan
inovasi pertanian
berkelanjutan, lahan
salin kini bisa menjadi
sumber pangan dan
energi yang ramah
lingkungan.
emarang, sebuah kota di Badan Riset dan Inovasi Nasional hingga pengelolaan limbah. Dalam lahan salin untuk produksi pangan
yang terletak di pesisir (BRIN), memberikan harapan baru. penelitian ini, Tri Martini dan timnya dan energi secara berkelanjutan. Hal
utara Jawa Tengah, kini Dengan menggunakan metode Life memfokuskan pada padi biosalin, ini termasuk memberikan insentif
menghadapi tantangan Cycle Assessment (LCA), para peneliti sebuah varietas padi yang mampu bagi petani dan investor yang
besar akibat perubahan mampu mengungkap potensi besar bertahan di lahan dengan kadar berpartisipasi dalam pengembangan
Siklim, abrasi, rob, dan lahan salin, khususnya di kawasan garam tinggi. lahan salin.
salinisasi yang mengancam lahan Mangkang Kulon, Semarang, untuk ”Hasil penelitian menunjukkan Langkah kedua adalah penyediaan
pertanian. Namun, di balik tantangan dikembangkan menjadi lahan bahwa padi biosalin dapat tumbuh infrastruktur pendukung. Investasi
tersebut, muncul sebuah solusi pertanian yang berkelanjutan. subur di lahan salin, bahkan mampu dalam infrastruktur yang tepat,
inovatif yang tak hanya menjawab LCA adalah metode yang menghasilkan padi dengan kualitas seperti sistem irigasi yang tahan
masalah ketahanan pangan, tapi juga digunakan untuk menilai dampak yang memadai,” tuturnya. Hasil ini terhadap salinitas, teknologi mitigasi
energi terbarukan pengembangan lingkungan suatu produk atau menjadi angin segar bagi para petani salinitas, dan fasilitas pengolahan
lahan salin. sistem selama siklus hidupnya, yang selama ini terhambat kondisi biomassa, sangat penting untuk
Penelitian terbaru yang dipimpin mulai dari ekstraksi bahan baku, tanah yang terkontaminasi garam. mendukung keberhasilan imple
Dr. Tri Martini Patria, Peneliti Ahli Utama produksi, distribusi, penggunaan, Selain itu, lahan salin juga mentasi pengembangan lahan salin.
berpotensi menjadi sumber Peningkatan kapasitas masya
energi terbarukan. Biomassa yang rakat menjadi langkah ketiga yang
Varietas Unggul dihasilkan dari residu pertanian dan krusial. Program pelatihan dan
transfer teknologi berbasis LCA
rumput laut dapat dimanfaatkan
kepada masyarakat pesisir akan
baku
bioenergi.
bahan
sebagai
mereka
mengadopsi
Padi Biosalin ”Dengan menggunakan biomassa membantu pertanian yang lebih
praktik
ini, kita tidak hanya bisa mengurangi
berkelanjutan dan memanfaatkan
ketergantungan pada bahan bakar
fosil, tetapi juga mendukung transisi
Langkah terakhir adalah penelitian
menuju energi yang lebih ramah potensi energi terbarukan yang ada.
lingkungan,” katanya. dan pengembangan lanjutan.
Tak hanya menguntungkan Penelitian lebih lanjut diperlukan
dalam sektor pangan dan energi, untuk mengoptimalkan varietas padi
pengembangan lahan salin juga biosalin, teknik budidaya rumput laut,
terbukti lebih ramah lingkungan. serta teknologi konversi biomassa
Berdasarkan analisis LCA, menjadi energi. Dengan inovasi yang
pengembangan lahan salin secara terus berkembang, potensi lahan
terintegrasi memiliki jejak karbon salin dapat dimanfaatkan secara
yang lebih rendah dibandingkan maksimal untuk ketahanan pangan
dengan pertanian konvensional di dan energi yang lebih berkelanjutan.
lahan nonsalin. ”Artinya, kita bisa Pengembangan lahan salin
mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan pendekatan LCA diharapkan
penggunaan pupuk, dan kebutuhan akan memberikan dampak jangka
air, yang semuanya berkontribusi panjang yang signifikan. Tidak hanya
terhadap pelestarian lingkungan,” dalam meningkatkan ketahanan
jelasnya. pangan dan energi di Kota Semarang,
tetapi juga berpotensi menjadi
1. Padi Biosalin 1 Agritan, selain tahan salinitas, juga berumur sedang, Rekomendasi Kebijakan model percontohan bagi kawasan
agak tahan terhadap wereng batang cokelat, hawar daun bakteri dan Berdasarkan temuan tersebut Tri pesisir lainnya di Indonesia.
blas, serta memiliki mutu beras yang baik dengan tekstur nasi pulen. Martini Patria merekomendasikan Dengan demikian, pengem
Padi ini memiliki potensi hasil 8.75 ton/hektar dengan ratarata hasil beberapa langkah strategis yang bangan lahan salin ini bukan hanya
di sawah dengan cekaman salinitas berkisar 7,16 ton/hektar.
memerlukan kolaborasi antara solusi lokal, tetapi juga memiliki
2. Biosalin 2 Agritan memiliki produktivitas lebih unggul, yakni potensi pemerintah daerah, akademisi, potensi untuk memberikan dampak
hasil 9,06 ton/hektar dengan ratarata hasil 7,62 ton/hektar. Sama masyarakat, dan sektor swasta. positif yang lebih luas, memperkuat
seperti Biosalin 1, Biosalin 2 juga berumur genjah, toleran terhadap Penguatan kebijakan lokal menjadi ketahanan pangan dan energi, serta
cekaman salinitas, bereaksi moderat terhadap virus tungro, agak langkah pertama yang harus berkontribusi pada upaya global
tahan terhadap wereng batang cokelat dan hawar daun bakteri, dilakukan. Untuk itu, pemerintah dalam menghadapi tantangan
tahan blas, serta memiliki mutu beras yang baik dengan tekstur nasi daerah perlu memperkuat kebijakan perubahan iklim dan keberlanjutan
sedang .sumber BSIP Kementan yang mendukung pemanfaatan lingkungan. Gsh/Yul