Page 16 - Buletin ULBKP UNY 2023
P. 16
Managing Academic Anxiety:
Bagaimana Caranya?
Lintang Waskita Puri, M.Pd.
menjadi penting. Hal ini dikarenakan kita mampu untuk bisa menakar mana saja yang sudah Semua orang pasti pernah mengalami kecemasan. Misalnya, kita cemas ketika akan presentasi,
baik dan mana yang perlu dilakukan. Pada akhirnya, tidak terkekang pada niat untuk selalu
cemas ketika akan menghadapi ujian, cemas ketika mendapatkan pekerjaan yang baru, dan bahka rasa
membandingkan dengan pencapaian orang lain.
cemas muncul ketika harus berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal. Rasa cemas pada umumnya
Tiga Langkah awal yang sudah dibahas di atas mungkin kedengaran abstrak sampai kita coba
normal diraskan, namun berbeda ketika kecemasan tersebut berlangsung secara terus menerus dan
praktikkan. Maka dari itu mulailah dengan hal-hal kecil yang berfokus pada pengembangan
terjadi tanpa alasan yang jelas.
diri. Pada akhirnya, diri yang semakin baik akan membawa pada popularitas yang autentik Perlu diketahui bahwa kecemasan berasal dari bahasa Latin (anxius) dan bahasa Jerman (anst)
atau tidak dibuat-buat. Kalian pasti akan merasa mudah lelah dengan keadaan saat kalian yang digunakan untuk merujuk pada keadaan negatif dan rangsangan fisiologis. Pada dasarnya
tidak menjadi diri sendiri. Tapi perlu digarisbawahi, menjadi diri sendiri bukan berarti acuh kecemasan merupakan kondisi psikologis individu yang dipenuhi rasa takut dan khawatir akan sesuatu
dengan pandangan orang lain ya, karena pandangan orang lain pun penting untuk kita. Ambil yang belum pasti terjadi. Menurut American Psychological Associaton (APA), kecemasan merupakan
mana saja yang mungkin untuk bisa segera diperbaiki dan rencanakan lebih lanjut hal-hal yang kondisi emosi yang muncul ketika individu sedang stress, dan ditandai dengan munculnya perasaan
bisa diperbaiki namun jangka panjang. tegang, khawatir, serta respon fisik. Namun, disatu sisi kecemasan bukanlah hal yang buruk, tanpa rasa
cemas sebagian besar dari kita akan kekurangan motivasi belajar untuk menghadapi ujian, menulis
makalah, atau mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari. Apabila kecemasan yang berlebihan dirasakan
dan terkesan mengancam maka perilaku panik akan muncul, hal ini yang menyebabkan pemikiran
rasional berhenti dan memunculkan respon fight (melawan).
Ada banyak faktor yang berkontribusi pada kecemasan, misalnya figure pengasuh yang over
protektif dan pengharapan yang tidak realistik terhadap hasil belajar; rasa cemas mendapatkan hasil
ujian yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan; penggunaan media sosial yang tidak sehat
yang cenderung membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain secara berlebihan; belajar dan
ujian dipersepsikan sebagai sesuatu yang sulit, menantang dan mengancam; anak yang terlalu
dilindungi sering kali tidak punya ruang untuk belajar mengambil keputusan untuk dirinya sendiri
sehingga ketika dewasa akan cenderung bingung dan tidak tahu harus bagaimana berhadapan dengan
tantangan dan krisis dalam hidup.
@ulbkuny @ulbkuny