Page 50 - Modul Sejarah Indonesia Kelas XII _KD 3.1 dan 4.1
P. 50

Kabinet Sukiman ditenggarai melakukan Pertukaran Nota Keuangan antara Mentri Luar
                              Negeri Indonesia Soebardjo dengan Duta Besar Amerika Serikat Merle Cochran mengenai
                              pemberian  bantuan  ekonomi  dan  militer  dari  pemerintah  Amerika  kepada  Indonesia
                              berdasarkan ikatan Mutual Security Act (MSA).

                              MSA  sendiri  kemudian  dinilai  mengkhianati  politik  luar  negeri  bebas  dan  aktif  Indonesia
                              karena menerima MSA sama saja dengan ikut serta dalam kepentingan Amerika. Tindakan
                              Kabinet  Sukiman  tersebut  dipandang  telah  melanggar  politik  luar  negara  Indonesia  yang
                              bebas aktif karena lebih condong ke blok barat bahkan dinilai telah memasukkan Indonesia
                              ke dalam blok barat.
                              Kabinet Sukiman sendiri memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan militer dan kurang
                              prograsif  menghadapi  pemberontakan  di  Jawa  Barat,  Jawa  Tengah,  Sulawesi  Selatan.
                              Parlemen pada akhirnya menjatuhkan mosi tidak percaya kepada Kabinet Sukiman. Sukiman
                              kemudian harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden Sukarno.

                              Kabinet Wilopo (3 April 1952 – 3 Juni 1953)


















                                                    FORMASI KABINET WILOPO. FOTO: WIKIPEDIA

                               Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno Wilopo dari PNI sebagai formatur. Setelah
                              bekerja  selama  dua  minggu  berhasil  dibentuk  kabinet  baru  di  bawah  pimpinan  Perdana
                              Mentari Wilopo, sehingga bernama Kabinet Wilopo. Kabinet ini mendapat dukungan dari PNI,
                              Masyumi, dan PSI.

                              Program pokok dari Kabinet Wilopo adalah:
                               Program dalam negeri:
                                     Menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante, DPR, dan
                              DPRD
                                     Meningkatkan kemakmuran rakyat,
                                     Meningkatkan pendidikan rakyat, dan
                                     Pemulihan stabilitas keamanan negara
                                 Program luar negeri:
                                     Penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda,
                                     Pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia, serta
                                     Menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.
                                   Dalam menjalankan tugasnya Kabinet Wilopo menghadapi krisis ekonomi, defisit kas
                              negara, dan meningkatnya tensi gangguan keamanan yang disebabkan pergerakan gerakan
                              sparatis  yang  progresif.  Ketimpangan  Jawa  dan  luar  Jawa  membuat  terjadi  gelombang
                              ketidakpuasan di daerah yang memperparah kondisi politik nasional.
                                   Kabinet Wilopo juga harus menghadapi konflik 17 Oktober 1952 yang menempatkan TNI
                              sebagai  alat  sipil  dan  munculnya  masalah  intern  dalam  TNI  sendiri.  Konflik  semakin





                                                                                                                    49
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55