Page 53 - Modul Sejarah Indonesia Kelas XII _KD 3.1 dan 4.1
P. 53

KABINET ALI SASTRAMOJOYO II (20 MARET 1956 – 4 MARET 1957)























                                                 Gambar : Formasi  kabinet Ali sastro Amijoyo II


                              Pada  tanggal  20  Maret  1956,  didukung  oleh  tiga  partai  besar  di  Parlemen:  PNI,  NU,  dan
                              Masyumi.  Ali Sastroamijoyo mendapatkan mandat untuk kedua kalinya membentuk kabinet.
                              Program pokok dari Kabinet Ali Sastroamijoyo II adalah Program kabinet ini disebut  Rencana
                              Pembangunan Lima Tahun yang memuat program jangka panjang, sebagai berikut:

                              1.  Perjuangan pengembalian Irian Barat
                              2.  Pembentukan daerah-daerah otonomi dan mempercepat terbentuknya anggotaanggota
                                 DPRD.
                              3.  Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai.
                              4.  Menyehatkan perimbangan keuangan negara.
                              5.  Mewujudkan  perubahan  ekonomi  kolonial  menjadi  ekonomi  nasional  berdasarkan
                                 kepentingan rakyat.
                              6.  Pembatalan KMB
                              7.  Pemulihan keamanan dan ketertiban, pembangunan lima tahun, menjalankan politik luar
                                 negeri bebas aktif
                              8.  Melaksanakan keputusan KAA.

                              Kabinet ini mendapatkan dukungan penuh dari Parlemen dan Presiden Soekarno, sehingga
                              dianggap  sebagai  titik  tolak  dari  periode  planning  and  investment.  Kabinet  ini  berhasil
                              melakukan pembatalan seluruh perjanjian KMB.
                                    Pada  masa  kabinet  ini  muncul  gelombang  anti  Cina  di  masyarakat,  meningkatnya
                                   pergolakan  dan  kekacauan  di  daerah  yang  semakin  menguat,  serta  mengarah  pada
                                   gerakan sparatisme dengan pembentukan dewan militer di Sumater dan Sulawesi.
                                   Lambatnya  pertumbuhan  ekonomi  dan  pembangunan  mengakibatkan  krisis
                              kepercayaan daerah luar Jawa dan menganggap pemerintah pilih kasih dalam melakukan
                              pembangunan.  Pembatalan  KMB  menimbulkan  masalah  baru  khususnya  mengenai  nasib
                              modal  pengusaha  Belanda  di  Indonesia.  Timbulnya  perpecahan  antara  Masyumi  dan  PNI
                              mengakibatkan mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi membuat kabinet hasil Pemilu
                              ini jatuh dan menyerahkan mandatnya pada presiden.










                                                                                                                    52
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58