Page 119 - IST Baru
P. 119
2. Yonif 641/BRU berangkat tanggal 19 Mei 2001 s.d. sekarang.
b. Mengatasi Konflik Horisontal di Kalimantan
Peristiwa kerusuhan yang terjadi di Sambas awal tahun 1999, berawal
dari bentrokan etnis antar suku Melayu yang dibantu suku Dayak, Cina dan
Bugis melawan suku Madura. Pertikaian etnis yang bernuansa SARA tersebut
sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Di Kabupaten Sambas bentro-
kan-bentrokan seperti ini sudah sering terjadi dan juga menimbulkan kerusu-
han sosial yang menelan korban jiwa dan harta.
Melihat kerawanan yang ada untuk menghindari meluasnya kerusuhan
akibat dari bentrokan fisik antar suku tersebut, maka pada tanggal 15 Ma-
ret 1999 dikerahkan pasukan organic di wilayah Korem 121/ABW ke wilayah
Kabupaten Sambas dengan kekuatan 4 SSK Yonif 641/BRU, 2 SSK Yonif 643/
WNS, 1 SSK Yonarmed 16/TKP dan 1 SS T Denzipur-6. Kemudian pada tanggal
20 Maret 1999 dikerahkan pasukan dengan kekuatan 1 SSK Yonif Linud 61/
MDG, 1 SSK Brimob Polda Kaltim dan 1 SSK Brimob Polda Kaltim dan 1 SSK Bri-
mob Polda Kalsel. Pada tanggal 23 Maret 1999 mendapat perkuatan SSY dari
PPRM Jakarta yang terdiri dari: Brimob 435 orang, Yonarmed 10 sejumlah 280
orang, Serse Polri 15 orang serta POM 14 orang.
Adapun penempatannya ialah 2 SSK di Pontianak, 1 SSK di Singkawng
dan 4 SSK di Kabupaten Sambas.
Dalam rangka mengamankan pengungsi suku Madura dari berbagai
tempat, maka minggu ketiga dan keempat Maret 1999 dilaksanakan kegiatan
evakuasi pengungsi dengan menggunakan seluruh sarana angkutan yang ter-
sedia di daerah, antara lain :
• KRI Teluk Sabang, KRI Teluk Bone dan KAL Sambas me laksanakan evalu-
asi pengungsi dari Sin tete ke Pontianak sebanyak 2.025 orang.
• Kapal Perintis Pelni melaksanakan evakuasi pengungsi dari Semantan
Kuching Serawak ke Pontianak sebanyak + 400 orang.
• Kapal Patroli AIRUD Polda Kalbar melaksanakan evakuasi pengungsi dari
Sintete ke Pontianak sebanyak + 525 orang.
119