Page 378 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 378

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                6.9. Perang Terbuka pada Puputan Margarana

                        Markas Resimen  MBU  DPRI  Sunda  Kecil  dan kesatuan  pasukan
                komando atau pasukan istimewa, diberi nama pasukan Ciung Wanara,
                dipimpin langsung Letkol I Gusti Ngurah Rai. Dari Munduk Pengorengan
                desa Cengana, Buleleng, pasukan Ciung Wanara melanjutkan perjalanan
                                                                  100
                ke desa basis perjuangan yaitu desa Marga, Tabanan.
                        Sejak  13  Juli,  wilayah  Republik  Propinsi  Sunda  Kecil  diklaim
                menjadi wilayah pendudukan atau rekolonialisasi Belanda di luar Jawa.
                Keputusan  Letnan  Gubernur  Jenderal  N0.  5/1946  menyatakan  bahwa
                sistem  administrasi  dua  keresidenan  (Bali,  Lombok  dan  Timor)
                dihidupkan  kemali.  Raja-raja  di  daerah  swapraja  menyatakan
                bekerjasama  dan  diakui  eksitensinya.  Sebaliknya,  pihak  Republik  tetap
                mendapat  dukungan  dan  dipertahankan  eksistensinya  oleh  kaum
                pejuang  Republikan  dalam  wadah  organisasi  perjuangan  DPRI  Sunda
                Kecil di Bali.
                        Karena itu, pertempuran-pertempuran kecil masih terus terjadi di
                Bali.  Pertempuran  agak  besar  meletus  di  daerah  Jembrana.  Semua
                perahu  dan  sampan  (jukung)  milik  rakyat  di  pantai  Bali  Barat,
                dikumpulkan  oleh  pihak  Belanda  agar  tidak  menjalin  kontak  dengan
                pulau Jawa. Selain itu, pesawat udara Belanda giat mengadakan patroli
                di atas Selat Bali, dan kapal perangnya tampak berlabuh di pangkalan
                laut  Gilimanuk  dan  pantai  barat  Bali  yang  berjarak  6-7  km  dari
                Banyuwangi, Jawa Timur. Pada tanggal 3 Agustus 1946, jam 9.10 pagi,
                sebuah  kapal  motor  Belanda  datang  dari  Bali  menuju  pantai  Watu
                Dodol,  Banyuwangi  Utara,  dan  melepaskan  tembakan  50  kali  dengan
                mitralyur antara jarak 300 meter. Rakyat tidak memberikan perlawanan,
                                                              101
                oleh karena itu korban dan kerusakan tidak ada.
                        Setelah  gagal  menyeberang  ke  Jawa  untuk  melaporkan
                perjuangan  di  Bali  dan  meminta  bantuan  senjata  beserta  personil
                pasukan, maka induk pasukan pimpinan Letkol Ngurah Rai mengalihkan
                perhatiannya ke desa Marga, Tabanan. Selain sebagai basis perjuangan
                dengan  persediaan  logistik,  dengan  bergabung  di  markas  Marga,
                langkah  itu  diambil  untuk  memudahkan  kontak  dengan  pemuda
                pejuang  yang  ada  di  kota  Tabanan  dan  Denpasar,  serta  menyusun
                rencana penyerbuan merebut senjata di tangsi militer dan polisi NICA.
                Mayor  Debes,  Komandan  Markas  Besar  Tabanan  menyarankan  untuk
                melucuti senjata di tangsi polisi NICA di kota Tabanan.



                366
   373   374   375   376   377   378   379   380   381   382   383